Menurut analis properti CBRE, tahun 2014 merupakan tahun kedua bagi Singapura menjadi pemuncak investasi properti secara global. Diikuti Tiongkok, dan Hongkong. Tiga pelaku utama di Asia ini menunjukkan peningkatan investasi internasional.
Pada tahun 2014, investor Tiongkok menghabiskan dana 10,1 miliar dollar AS, investor Hongkong mengekori dengan 6,3 miliar dollar AS. Berturut-turut selanjutnya Malaysia dengan 2,1 miliar dollar AS, dan Taiwan dengan 1,6 miliar dollar AS.
Laporan CBRE yang dipublikasikan pekan ini menyebutkan, investasi properti Asia mencapai rekor tertinggi selama 2014 dengan angka 40 miliar dollar AS atau tumbuh 23 persen lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya.
Senior Director Research CBRE Asia, Ada Choi, menjelaskan, investor Singapura membenamkan dana ke mancangera menyusul tertekannya pasar properti dalam negeri. Selian itu juga, negara kota ini kekurangan aset yang potensial dijadikan instrumen investasi (investable).
"Sementara investor Tiongkok secara agresif merambah pasar internasional karena didorong munculnya sumber-sumber baru modal proeprti, khususnya asuransi. Mereka berusaha untuk meningkatkan alokasi dana ke properti mancanegara karena aturannya lebih longgar," tutur Choi.
Penyebaran modal properti yang mengalami percepatan dianggap sebagai jenis investasi baru oleh sekelompok usaha asuransi asal Tiongkok dan Taiwan.
"Kami juga melihat pengembang properti Tiongkok makin agresif di pasar internasional. Mereka berinvestasi secara langsung. Investor institusi Asia dengan pengalaman lebih seperti Korea Selatan dan Jepang semakin mendapatkan eksposur melalui penanaman dana langsung," tandas Choi.
Strategi investasi juga sudah mulai berkembang karena investor melihat kesempatan lebih besar di panggung internasional. Pada 2013, 60 persen dari investasi asing difokuskan pada lima tujuan investasi global.
Ada pun pasar yang mendapat keuntungan dari investasi asing asal Asia ini adalah Paris di Eropa, Los Angeles, San Fransisco, dan Washington di Amerika Serikat.
Riset CBRE juga menunjukkan investor properti lintas batas Asia sudah mulai mendiversifikasi kelas aset sasaran. Mereka lebih banyak bermain di sektor perhotelan dan industri. Meski demikian, sektor perkantoran pun tak kalah dominan.
Choi menambahkan, negara-negara Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA) terus menerima bagian terbesar dari investasi Asia yakni sebanyak 13,7 miliar dollar AS. Sementara wilayah lain mengalami peningkatan signifikan. Sebut saja Amerika yang tumbuh 20 persen, Pasifik naik 33 persen, dan intra-regional Asia melonjak sebanyak 58 persen. Di Asia sendiri, Jepang merupakan tujuan utama terbesar, diikuti oleh Tiongkok.