Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaaan Indonesia (IAP), Bernardus Djonoputro, mengatakan percepatan pembangunan infrastruktur terbukti dapat menumbuhkan ekonomi suatu kawasan. Namun, masa depan Indonesia justru ada di kawasan Timur dengan Sulawesi sebagai koordinat sentranya.
"Percepatan pembangunan infrastruktur baik kawasan kota baru, kawasan industri, jalan bebas hambatan, air bersih, pembangkit listrik, pelabuhan, terbukti bisa tumbuh dan menjadi motor pertumbuhan Sulawesi," tutur Bernardus kepada Kompas.com, Senin (23/2/2015).
Pertumbuhan signifikan, lanjut dia, terjadi di Makassar, dan kota-kota lainnya seperti Palu, Manado, Maros, Bantaeng, Bitung, dan lain-lain. Kota-kota ini menjadi bintang terang Sulawesi sebagai pulau masa depan Indonesia.
Bernardus menekankan, untuk merawat dan meningkatkan kualitas infrastruktur tersebut, dibutuhkan kerjasama pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan swasta. Demikian halnya dalam pembangunan infrastruktur baru yang akan dimulai di koridor Sumatera.
Alokasi anggaran ke proyek prioritas yang sudah dicanangkan dan Perpres Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha yang seharusnya segera ditandatangani Presiden, diharapkan memberikan angin segar untuk percepatan pertumbuhan. Kesemparan pola public private partnership (PPP) untuk pengembangan kawasan akan sangat ditunggu investor infrastruktur.
"Minimal ada beberapa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri yang bisa dibangun seperti Palu, kabupaten Banggai dekat Donggi Senoro, Bitung, Maros, dan lain lain. Peran pemerintah diharapkan dapat menyerasikan dan mengoordinasi persiapan proyek secara terintegrasi antarsektor," tutur Bernardus.
Metropolitan utama
Makassar akan menjadi kota metropolitan utama di kawasan timur Indonesia. Sebagai sentra pertumbuhan berpenduduk 1,3 juta jiwa dengan luas 175 kilometer persegi, densitas penduduknya 7,600 orang/kilometer persegi, Makassar memiliki potensi untuk terus berkembang.
Kota ini menjadi salah satu yang tingkat Kenyamanan Kotanya diatas rata-rata kota lain di Indonesia berdasarkan Indonesia Most Livable City Index 2014 yang dilansir Ikaran Ahli Perencanaan.
"Saya yakin, sebagai kota pusat pelayanan Indonesia Timur, pertumbuhan sektor perumahan dan kota mandiri berstandard internasional akan menjadi kenyataan dalam waktu tidak terlalu lama di Makassar. Baik untuk pasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), masyarakat menengah atas, maupun kalangan ekspatriat yang bekerja di timur Indonesia," papar Bernardus.
Pertumbuhan ini, imbuh dia, akan terakselerasi dengan baik bila pemerintah pusat segera memperbaiki manajemen PPP dan semua peraturan penunjangnya agar proyek prioritas segera bergerak.
Sebelumnya diberitakan Menteri BUMN, Rini Soemarno, menyatakan proyek percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah Sumatera, terutama Lampung dan Sumatera Selatan akan mulai dilakukan kuartal I tahun 2015. Pembangunan ini melibatkan berbagai pihak baik institusi pemerintahan maupun perusahaan konstruksi milik negara.
“Pembangunan empat ruas Tol Trans Sumatera, antara lain Bakauheni-Terbanggi Besar, Palembang-Indralaya, Riau-Dumai, dan Medan-Binjai akan dimulai tahun 2015 ini. Pembangunan itu tidak terlepas dari Penyertaan Modal Negara (PNM) yang telah disetujui DPR untuk pembangunan infrastruktur senilai Rp 290 triliun," ujar Rini.
Ada pun institusi pemerintahan yang akan melakukan koordinasi dalam proyek percepatan pembangunan infrastruktur, antara lain Kementerian PUPR, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah Lampung, serta Pemerintah Daerah Sumatera Selatan (Sumsel).
Pembangunan ruas jalan Tol Trans Sumatera akan dipimpin oleh perusahaan konstruksi BUMN, Hutama Karya. Sementara beberapa perusahaan konstruksi lainnya, antara lain Jasa Marga, Waskita, Wijaya Karya, Brantas, dan Adhi Karya akan disinergisasikan untuk menyukseskan pembangunan empat ruas tersebut.