JAKARTA, KOMPAS.com - Percepatan pembangunan infrastruktur di Kalimantan, Sulawesi, bahkan Papua, yang gencar diwacanakan pemerintah, diyakini dapat meningkatkan nilai ekonomi daerah tersebut. Selain itu, bisnis properti juga ikut terdongkrak.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit menilai, pemerintah harus segera memaksimalkan infrastruktur ketiga pulau tersebut.
"Dibandingkan dengan Pulau Jawa, (Kalimantan, Sulawesi, dan Papua) jelas "ketinggalan kereta", sementara potensi investasi asing ada. Justru pemerintah harus menciptakan kesejahteraan melalui pemerataan ekonomi daerah," ujar Panangian kepada Kompas.com, Senin (23/2/2015).
Dengan pembangunan infrastruktur di daerah, Panangian berharap, ketimpangan wilayah dapat teratasi. Oleh karena itu, percepatan harus segera direalisasikan, karena wacana ini sebenarnya sudah lama digaungkan.
"Tidak ada yang baru sebenarnya. Niat untuk meningkatkan saja. Selama ini pemerintah tidak terlalu konsisten karena banyak memetakan. Tapi, memang penganggaran tidak sebesar sekarang," jelas Panangian.
Dia melihat, di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, pembangunan infrastruktur memang lebih serius. Apalagi, tambah Panangian, momentumnya tengah mendukung.
"Dari APBN-P (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan) untuk infrastruktur cukup besar, Rp 250 triliun. Subisidi dikurangi dan dialihkan ke sini. Harga minyak dunia juga turun. Yang penting, dilaksanakan saja pasti meningkat," tutur Panangian.
Potensi Kalimantan dan Sulawesi
Panangian menyebutkan, di Kalimantan, potensi ekonomi terbesar berada di Banjarmasin dan Balikpapan. Kedua daerah ini memiliki daya tarik investasi yang kuat.
"Banyak investor asing di situ karena penggeraknya industri minyak dan kayu," sebut Panangian.
Panangian juga menyebutkan, pada bisnis properti, di kedua daerah tersebut terlihat pertumbuhan yang signifikan. Apartemen, khususnya, mulai menjamur di Balikpapan.
"Di sana tidak hanya kalangan ekspatriat, orang Jakarta yang turun ke daerah juga lebih suka tinggal di apartemen," ucap Panangian.
Para karyawan level manajer yang bekrja di Balikpapan, ini merupakan pekerja profesional. Mereka biasa menyewa apartemen dengan kisaran harga Rp 3 juta- Rp 10 juta per bulan. Sementara di kalangan ekspatriat, mereka menyewa apartemen seharga Rp 10 juta per bulan.
Sementara itu, di Sulawesi, Panangian menilai Makassar sudah jauh lebih maju daripada Kalimantan. "Hasil daerah di situ lebih bagus. Eksportnya lebih tinggi untuk bahan komoditas hasil bumi," jelas dia.
Perumahan dan apartemen di Makassar, menurut Panangian sudah banyak. Peradabannya juga sudah tinggi dilihat dari pembangunan mal dan pusat perbelanjaan.
"Kalau dilihat dari ekspatnya memang masih kalah, lebih banyak di Kalimantan," tandas Panangian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.