Menurut General Manager Marketing Permata Group, Feldrik Citra, Cikeas Green Hills dikembangkan di atas lahan seluas lebih kurang 80 hektar. Jumlah hunian yang akan dibangun sekitar 8.000 hingga 10.000 unit.
"Kami mengembangkan hunian untuk segmen menengah dan menengah bawah dengan penawaran harga perdana mulai dari Rp 300 juta untuk tipe terkecil. Saat ini sedang pematangan lahan," buka Feldrik kepada Kompas.com, Selasa (9/12/2014).
Proyek baru tersebut berada tak jauh dari Puri Cikeas, kediaman Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono, dan Grand Cibubur Country yang dikembangkan Agung Sedayu Group. Cikeas Green Hills juga dapat diakses melalui pintu Tol Jagorawi seksi Cimanggis langsung menuju Cikeas.
Feldrik menuturkan, meskipun daya beli masyarakat tergerus akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan biaya hidup meningkat, namun permintaan akan rumah tinggal tak pernah surut.
Demikian halnya saat pengetatan kredit dalam bentuk loan to value (LTV) yang diberlakukan Bank Indonesia (BI) pada 2012 dan 2013, masih banyak masyarakat yang membeli rumah. Meskipun, penjualan mengalami penurunan 20 persen hingga 30 persen.
"Kami menyiasatinya dengan memberikan subsidi kepada konsumen. Skema pembayaran kami permudah melalui uang muka hanya 10 persen yang dapat dicicil 3 kali dan 6 kali," kata Feldrik.
Untuk itu, pihaknya berharap agar BI melonggarkan kredit LTV untuk golongan masyarakat menengah ke bawah. Pasalnya, kebutuhan sangat tinggi, namun daya beli berkurang.
Lepas dari itu, sebelum Cikeas Green Hills, portofolio Permata Group lainnya adalah Cibubur Residences sebanyak 6 klaster, Permata Cimanggis seluas 75 hektar, Permata Kranggan (4 hektar), Taman Laguna (30 hektar), dan Permata Arcadia (50 hektar).
Tak hanya perumahan, Permata Group juga membangun properti komersial antara lain, Club Pesona Wisata, Glodok Metro, Glodok Plaza, Glodok Blustru, Graha Wahana Artha, Graha TNT, dan Sports Mall Kelapa Gading.