Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persediaan Terbatas, Harga Bahan Bangunan Melambung

Kompas.com - 21/11/2014, 10:02 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

BANGKA BELITUNG, KOMPAS.com - Daerah kepulauan di Indonesia memiliki kesulitan dalam mendapatkan bahan baku untuk membangun perumahan. Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Bangka Belitung Thomas Jusman mengatakan, harga material di daerahnya cukup mahal dan terus melambung karena persediaan terbatas.

"Kapasitas pelabuhan di Bangka Belitung, agak terbatas. Bongkar muatnya terbatas. Sudah begitu dikenai biaya pengiriman," ujar Thomas kepada Kompas.com, Kamis (20/11/2014).

Karena keterbatasan kapasitas pelabuhan ini, bongkar muat barang memakan waktu lebih lama. Belum lagi, tambah Thomas, saat cuaca tidak bersahabat. Hal ini menjadi faktor keterlambatan pengiriman bahan material ke Bangka Belitung.

"Karena cuaca, terlambatlah pengiriman. Kesediaan bahan baku pun jadi terbatas. Ini yang memicu kenaikan harga," kata Thomas. Di sisi lain, menurut dia, kenaikan harga bahan bakar minyak juga ikut memengaruhi harga material. Namun, pengaruh kenaikan harga BBM ini tidak signifikan.

"Kami kira pengaruhnya (kenaikan harga BBM) tidak terlalu besar karena dunia usaha sudah lama menggunakan BBM harga industri," papar Thomas.

Oleh karena itu, ia berharap, pemerintah pusat melalui PT Pelindo dan pemerintah daerah segera meningkatkan kapasitas pelabuhan yang ada. Thomas juga menyarankan agar pemerintah membangun pelabuhan-pelabuhan baru alternatif untuk mengatasi keterlambatan bongkar muat material di Bangka Belitung.

Saat ini, harga semen merek Tiga Roda naik menjadi Rp 65.000 per 50 kilogram atau zak dari sebelumnya Rp 63.000 per zak, merek Holcim Rp 62.000 per zak dan Bosawa Rp 61.000 per zak. Sementara Sementara itu, harga besi diameter 6 mm Rp 28.000 per batang, ukuran 8 mm Rp 47.500 per batang, ukuran 10 mm Rp 65.000 per batang dan ukuran 12 mm Rp 105.000 per batang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com