Sejak saat itu, Hadid memang telah merilis desainnya lebih "lunak" sebagai hasil dari konsolidasi semua kritik, revisi anggaran, dan penilaian kepraktisannya dalam upaya menenangkan opini publik, baik lokal maupun global. Bahkan, arsitek terkenal Jepang, Isozaki Arata, baru-baru ini merilis sebuah pernyataan tentang proyek tersebut.
"Dua tahun lalu saya merasa, usulan Zaha Hadid ini dipilih melalui kompetisi internasional sebagai desain yang sangat baik menggambarkan wajah arsitektur perkotaan abad ke-21 dan mengingatkan rasa kecepatan dalam kompetisi olahraga. Sebagai penduduk tokyo, saya mendukung usulan itu," kata Isozaki.
Sebagai juri dalam beberapa kompetisi internasional, Isozaki memahami munculnya spekulasi yang berbeda dari opini publik. Sayangnya, hal itu tak mendapatkan respon dari Hadid. Baca: Hujan Kritik untuk Stadion Olimpiade Tokyo 2020.
"Bentuknya kusam, lambat, seperti kura-kura," bunyi salah satu kritik.
"Saya menerima, bahwa desain yang dihasilkan sangat melebihi anggaran," ujarnya.
Isozaki mengakui, desain Hadid tidak mengingkari komitmen internasional, yaitu dengan menggunakan citra stadion nasional baru. Salah satu kesalahan terbesar, lanjut Isozaki, adalah komitmen pertama, terutama oleh komite kompetisi, terkait desakan untuk lebih memilih arsitek lewat kompetisi.
"Ketidaktahuan konvensi kompetisi internasional adalah kurangnya pemahaman dan keputusan yang tidak bertanggung jawab," katanya.
Belum terlambat
Namun, Isozaki tidak hanya mengkritik desain dan situasi keseluruhan, tetapi juga melanjutkan dengan memberikan saran untuk suksesnya pembangunan stadion olimpiade itu. Pertama, menurut dia, tidak menggunakan stadion untuk upacara pembukaan olimpiade yang hanya acara sementara.
Sebagai gantinya, semua pihak harus berkonsentrasi pada pembangunan stadion yang berkelanjutan di lokasi itu. Pembangunan lapangan olahraga harus memenuhi standar untuk stadion olimpiade dan menggabungkan fasilitas untuk penggunaan yang terus-menerus.
Pembangunan juga harus membentuk lanskap dengan memperhatikan lingkungan sekitarnya, termasuk aliran sejumlah besar pengunjung. Olimpiade Tokyo 2020 adalah kesempatan untuk melampaui format upacara pembukaan di lapangan atletik utama yang telah menjadi standar sejak olimpiade di Berlin pada 1936.
Pada kesimpulannya, Isozaki yakin bawah semua itu tidak terlambat untuk diwujudkan. Semua harus kembali pada keputusan komitmen internasional dan mempertimbangkan selama dua tahun untuk berdiskusi dan mengevaluasi.
"Kita dapat menyajikan acara ke seluruh dunia yang tidak dibatasi oleh ukuran arena yang tradisional dengan latar belakang pemandangan yang mewakili jantung Jepang yang bukan hanya tokyo. Dengan begitu, kita dapat membuat format baru untuk olimpiade dari abad ke-21, di sini, di Tokyo," kata Isozaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.