Perusahaan agen properti yang berkantor di Moskow dan St Petersburg, All European Estate, mengiklankan 2.368 properti Inggris, termasuk rumah keluarga di Wales, North West dan kabupaten rumah. Harganya bervariasi, mulai 100.000 poundsterling atau setara Rp 1,8 miliar lebih untuk sebuah flat kecil, hingga 1 juta poundsterling untuk rumah mewah.
Rumah-rumah di kawasan South Wales, cottage di Weston Super Mare, dan flat di Manchester, Liverpool, serta Sheffield banyak ditawarkan di pameran investasi asing. Bahkan, rumah-rumah tersebut juga bermunculan situs-situs agen properti di China dan Rusia.
Sampai saat ini, pembeli dari luar negeri yang kaya raya itu sebagian besarnya difokuskan pada rumah-rumah mewah dan flat eksklusif di London. Namun, Dailymail menemukan bahwa investor juga tertarik untuk mereguk keuntungan dari pasar properti Inggris yang tengah booming dan membeli rumah di seluruh kawasan itu.
Beberapa pembeli asal China, misalnya, dapat membayar tunai di kawasan London utara untuk mencari peluang investasi. Para ahli khawatir, tren seperti ini akan memaksa kenaikan harga untuk keluarga biasa.
Betapa tidak. Agen realestate Savills memaparkan, jumlah rumah yang dibeli dengan uang tunai naik sekitar seperlima dibandingkan tahun lalu. Ini menunjukkan lonjakan investasi asing di kota itu.
"Uang dari pembelian properti tersebut harusnya diinvestasikan ke dalam bisnis atau industri manufaktur, tidak di rumah-rumah keluarga," kata Paula Higgins, dari HomeOwners Alliance.
"Hal itu mendorong kenaikan harga di luar jangkauan keluarga biasa. Bagaimana mungkin pembeli rumah pertama harus bersaing dengan investor asing yang dapat membayar untuk sebuah rumah di depan dengan uang tunai," tambahnya.
Puncak "booming"
Inggris tengah dihantui kekurangan perumahan. Diperkirakan ada 240.000 rumah baru yang diperlukan setiap tahun di Inggris, tetapi hanya sekitar setengah angka itu yang sedang dibangun.
Namun, meski kenaikan harga diperkirakan akan memperlambat tahun depan, harga rumah rata-rata hampir sepuluh kali pendapatan rata-rata di negara itu, yaitu 262.823 poundsterling atau setara Rp 4, 8 miliar, yaitu saat kesenjangan terbesar sejak puncak booming perumahan pada 2007 lalu.
Data terbaru Halifax Bank mencatat telah terjadi peningkatan terbesar, yaitu kenaikan sebesar 10,9 persen menjadi rata-rata 263.333 atau setara Rp 4.847.031.151. Harga di Barat Utara dan Yorkshire dan Humber naik sekitar 8 persen, mendorong harga rata-rata rumah di daerah-daerah hingga £ 137.295 atau setara Rp 2.526.945.319.
Di London, pasar perumahan sedang "digantung" oleh pembeli asing. Penelitian sebelumnya mengungkapkan, sebanyak 85 persen dari pembelian properti utama sedang dilakukan dengan uang asing. Jaringan agen realestate London Property Partners bahkan memaparkan, bahwa sampai Juni 2013 lalu hanya 15 persen dari transaksi penjualan di London yang dilakukan sendiri oleh pembeli Inggris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.