Menurut CTBUH, pada tahun itu, negeri ini bakal memiliki enam dari total 10 pencakar langit tertinggi sejagat raya.
Sementara dalam catatan CBRE, Tiongkok menguasai nyaris 70 persen dari total populasi gedung perkantoran dengan ketinggian lebih dari 40 lantai, atau 200 meter. Sekitar 51 persen bangunan berada di kota lapis kedua, termasuk Shenyang di Provinsi Liaoning, Chongqing dan Tianjin.
Direktur Eksekutif CTBUH, Antony Wood, mengatakan, kehadiran gedung-gedung yang mengangkasa tersebut mencerminkan aspirasi kota dan kompetensi.
"Jika Anda melihat nama-nama menara, Anda akan melihat perubahan," kata Wood.
Di masa lalu, sebuah menara biasanya dinamai identitas perusahaan atau pribadi pengembangnya seperti Rockefeller Center di New York atau Jin Mao Tower di Shanghai. Sekarang mereka disebut Shanghai Tower, Wuhan Center dan Canton Tower.
Adu ketinggian
Gedung-gedung dengan ketinggian menjulang, sejatinya telah bermunculan di seluruh Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Shanghai Tower yang sudah memasuki tahap akhir pembangunan, contohnya. Perkantoran ini dirancang setinggi 632 meter dan akan menjadi pencakar langit tertinggi di Tiongkok, dan kedua tertinggi di dunia setelah Burj Khalifa, 828 meter.Sementara di Wuhan, ibukota provinsi Hubei di Tiongkok Tengah, akan berdiri menara kembar 1.000 meter, yang beroperasi pada 2018 mendatang.
"Tidak ada akhir untuk kompetisi bangunan tertinggi yang dilakukan pengembang dan investor, itu adalah permainan yang disebut, siapa lebih tinggi pasti lebih baik. Bangunan tinggi mewujudkan arsitektur dan kekuatan keuangan," kata agen properti Zhang Yuanzhi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.