Project Officer Citra Garden, Adhimi Margiarto, menuturkan, sejak masuk pasar pada April 2013, 110 unit hunian Citra Garden Pekalongan terserap habis hanya dalam waktu dua minggu. Harga penawaran perdananya sekitar Rp 158 juta untuk ukuran 30/72.
"Belum lagi terbangun, hanya dalam waktu beberapa bulan harga perdana tersebut merangkak naik menjadi Rp 188 juta dan sekarang harga aktual senilai Rp 215 juta per unit," ujar Adhimi.
Dia menambahkan, minat pasar Pekalongan untuk berinvestasi atau membeli properti untuk dihuni sangat tinggi. Potensi ada, namun belum tereksplorasi dengan baik.
"Potensi luar biasa besar, karena Pekalongan merupakan konsentrasi pengusaha kaya dengan basis bisnis batik, teh, pengolahan hasil ikan, pelintingan rokok, dan lain-lain dengan omset miliaran hingga triliunan rupiah, Namun, karena belum dieksplorasi pasar potensial tersebut tidak terpenuhi kebutuhannya," ucap Adhimi.
Oleh karena itu, selepas membangun hunian dengan harga terjangkau, CTRA langsung tancap gas dengan memasarkan hunian menengah atas seharga Rp 450 juta untuk ukuran 54/90 sampai Rp 1.5 miliar ukuran 161/200. Sehingga nanti, jumlah total hunian akan sebanyak 350 unit.
"Selain hunian, kami juga memasarkan ruko dan unit-unit komersial dalam area food and fit centrum sebanyak 48 unit dengan kisaran harga Rp 380 juta hingga Rp 558 juta," ucap Adhimi.
Pengguna akhir
Menariknya, kata Adhimi, pasar Pekalongan merupakan pasar riil karena didominasi oleh pengguna akhir. Sebesar 80 persen dari pembeli hunian dan ruko Citra Garden, mereka merupakan pembeli pertama yang memang sangat membutuhkan. Adapun sisanya sebanyak 20 persen merupakan investor asal Jakarta, Balikpapan, Medan, dan Makassar.
"Pembeli pertama hunian adalah keluarga dan pasangan muda atau generasi kedua yang sudah teredukasi dengan baik mengenai peningkatan kualitas hidup di dalam kawasan perumahan berkonsep klaster dengan penataan yang lebih baik," kata Adhimi.
Pertumbuhan
Selain CTRA, pasar Pekalongan juga diramaikan pengembang lokal, Dafamland yang menggarap proyek Jatayu Residence. Pengembang yang punya portofolio sektor perhotelan tersebut, mulai memasarkan Jatayu Residence pada 2012 silam.
Sebanyak 30 unit hunian dengan rentang harga Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar mereka kembangkan di atas lahan seluas 8.000 meter persegi.
Pengembangan kedua properti dengan konsep modern terklasterisasi dengan baik tersebut, kata Adhimi, mendongkrak gairah pasar properti Pekalongan.
"Kultur beinvestasi dan membeli properti di Pekalongan mulai hidup. Ada banyak keluarga secara word of mouth menularkan aksi pembelian dan investasi kepada teman dan anggota keluarga lainnya. Ini kebutuhan baru yang berpotensi menciptakan pertumbuhan harga 50 persen hingga 60 persen pada tahun-tahun mendatang," kata Adhimi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.