Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandung Dikuasai Investor Jakarta

Kompas.com - 06/09/2014, 15:36 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bila orang-orang Jakarta tiap akhir pekan "menjajah" Bandung. Mereka tidak hanya memenuhi hasrat kuliner atau belanja busana modis di gerai-gerai sepanjang Jl Riau, Jl Ir H Juanda, atau Jl Merdeka, melainkan juga menghabiskan ratusan juta hingga miliaran rupiah membeli apartemen strata.

Fenomena orang Jakarta menyerbu apartemen Bandung, sejatinya sudah terjadi sejak lima tahun silam. Saat Galeri Ciumbuleuit yang dikembangkan PT Bandung Inti Graha, masuk pasar. Dengan tawaran harga perdana hanya sekitar Rp 300 juta, siapa orang Jakarta yang menutup mata?

Penjualan Galeri Ciumbuleuit, menurut Member Broker ERA METTA, Herlina, dikuasai pembeli asal ibu kota. Mereka bermotif investasi dan pengguna akhir dengan komposisi sekitar 70 persen dan 30 persen. Sementara komposisi pembeli lokal bisa dihitung dengan jari.

"Galeri Ciumbuleuit laris karena lokasinya dekat dengan fasilitas pendidikan yakni Universitas Parahyangan. Nah, mereka yang membeli unit-unit apartemen di sekitar kampus pasti menangguk untung. Pasalnya kebutuhan tempat kos demikian tinggi. Setiap tahun ajaran baru, selalu ada mahasiswa luar kota yang mencari tempat kos," ujar Herlina kepada Kompas.com, Sabtu (6/9/2014).

Pendek kata, imbuh Herlina, investor Jakarta akan membeli berapa pun harga apartemen yang ditawarkan di Bandung. Hal ini lantaran potensi kenaikan harga jual di pasar sekunder dan juga pasar sewa yang menguntungkan.

"Bahkan, tanpa harus menunggu bangunan kelar, mereka sudah menjualnya kembali ke pembeli berikutnya. Siapa yang tidak tertarik kalau pertumbuhan harga selama masa konstruksinya saja sekitar 20 persen hingga 30 persen," tutur Herlina.

Menurut Herlina, apartemen yang paling diincar investor Jakarta adalah yang dibanderol dengan harga Rp 500 juta hingga Rp 600 juta tipe satu kamar tidur. Pasalnya, apartemen jenis ini mudah dijual dan disewakan dengan return cepat.

Sementara harga di atasnya yakni sekitar Rp 700 juta hingga Rp 3 miliar diincar investor jangka panjang. Mereka tidak mengharapkan return cepat, namun justru prestise dan status sosial. "Contohnya apartemen Landmark punya Istana Group, harganya di atas Rp 1,5 miliar per unit, yang beli tidak cepat-cepat menjual kembali saat konstruksi masih berlangsung. Mereka justru menunggu hingga rampung," tandas Herlina.

Berdasarkan catatan Kompas.com, hingga saat ini, terdapat 32 proyek apartemen yang sedang dalam tahap konstruksi. Dari jumlah proyek itu, 80 persen di antaranya merupakan apartemen menengah dengan harga Rp 15 juta hingga Rp 22 juta per meter persegi.

Melambat

Sebelumnya diberitakan, pertumbuhan pasar apartemen strata di wilayah Bandung,  memperlihatkan perlambatan sejak dua tahun terakhir. Hal ini ditandai stagnasi pasokan dan melemahnya kinerja penjualan.

Survei properti komersial kuartal II 2014 Bank Indonesia (BI) memperlihatkan, pasokan tidak mengalami pertambahan sejak tahun 2012 yakni bergeming pada angka 21.955 unit.

Akselerasi tingkat penjualan pun sama lambatnya. Meski masih tumbuh 0,90 persen secara triwulanan dan 5,31 persen secara tahunan, namun lebih lambat dari periode sebelumnya yang tercatat mengalami pertumbuhan 1,85 persen secara tiga bulanan dan 6,04 persen secara tahunan.

Stagnasi pasokan tersebut, tulis BI berdampak pada kenaikan harga jual baik yang melonjak sebesar 9,10 persen dalam tiga bulan, dan 17,9 persen secara tahunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com