Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nih... 3 Daerah Wisata yang Menjadi Target Investasi Kondotel!

Kompas.com - 05/09/2014, 14:21 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis kondominium dan hotel (kondotel) semakin menjanjikan untuk investasi, terutama dari nilai sewa paling tinggi dibandingkan rumah, ruko atau apartemen. Bisnis tersebut juga tidak lepas dari potensi wisata setempat.

Dengan potensi wisata sebagai andalannya, ada 3 daerah di Indonesia yang menjadi target investasi kondotel, yaitu Bali, Bandung, dan Yogyakarta. Ketiga daerah wisata tersebut menjadi tujuan para wisatawan, bukan hanya domestik, namun juga internasional. Dari ketiganya, Bali menempati urutan pertama bisnis investasi kondotel.

"Karena punya target pasar sangat luas, ya, itu tadi, bukan hanya dari wisatawan domestik, tapi juga wisatawan mancanegara. Jika target pasarnya luas, pasti okupansinya tinggi, dan income dari sewa kondotel tersebut tinggi," kata GM Marketing Grand Orange Condotel Pandawa Beach Bali, Ratdi Gunawan, kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2014).

Ratdi mengatakan, semakin tinggi nilai sewa yang didapatkan, semakin cepat pengembalian modal dari investasi kondotel tersebut. Pasalnya, Bali bukan saja menjadi surga wisata, melainkan tempatnya berinvestasi kondotel.

"Selain return on investment (ROI) makin besar dari income sewa hotel, capital gain setiap tahunnya juga akan semakin besar didapatkan dari hotel tersebut," ujarnya.

Sebagai catatan, jumlah kunjungan turis asing dan domestik sebagai pasar yang dibidik pemilik kondotel juga terus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, jumlah wisatawan mancanegara saja pada dua bulan pertama 2014 tercatat 555.052 orang atau naik 16,9 persen dari kedatangan periode yang sama tahun lalu 474.803 orang. 

Dengan potensi itu, lanjut Ratdi, pihaknya mamasarkan Grand Orange Condotel Pandawa Beach seharga Rp995 juta. Saat ini penjualannya sudah mencapai 80 persen.

Tahun ini tren harga kondotel di Bali meningkat seiring kenaikan harga tanah. Per Juni 2014, lonjakan harga sebesar 25,3 persen menjadi rerata Rp 37 juta per meter persegi. Menurut riset Cushman and Wakefield Indonesia, lonjakan harga tersebut lebih besar ketimbang kenaikan rerata selama tiga tahun terakhir yang tercatat sebesar 12,4 persen.

"Kenaikan harga itulah yang memicu pertumbuhan pembangunan hotel di Bali demikian pesat. Hingga Juni 2014 terdapat 5.000 unit kondotel dari proyek eksisting dan 8.000 kamar dari proyek yang direncanakan," jelas Senior Associate Director Head of Research and Consultancy Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, Rabu (16/7/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com