Ahok, sapaan akrab Basuki, menyampaikan janji tersebut terkait ambisi mengubah Jakarta menjadi kota dengan konektivitas tinggi, kepada Kompas.com, Jumat (29/8/2014).
"Kita butuh banyak duit buat membangun infrastruktur, jalan layang berbasis rel tak sebidang atau elevated loop line, dan juga light rail transit-nya, Rp 35 triliun. Jumlah yang gak main-main. Dari mana duitnya? Kita ajak pengembang properti bantu bangun itu. Kalau mereka mau, mereka bisa bangun apa saja, kita kasih KLB tinggi. Bila perlu sampai 14," papar Ahok.
Ahok menambahkan, selama ini angka KLB di DKI Jakarta hanya 6. Namun, mengingat harga lahan semakin tinggi, dan kondisi Jakarta kian tak terkendali, maka diperlukan pendekatan tepat dan cepat untuk mengatasi semua persoalan.
"KLB tinggi ibarat stimulan buat pengusaha properti untuk mau membantu memecahkan persoalan bersama. Jangan cuma mau membangun, tapi tidak mau ikut membantu atasi persoalan," tandas Ahok.
Perubahan ketentuan angka KLB ini akan secara resmi dilegalisasi akhir tahun 2014. "Saya janji, itu secepatnya diubah sehingga dapat diimplementasikan. Jadi kalau pengembang mau bangun apartemen setinggi langit pun, kita izinkan, asal mereka juga mau bantu kita," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Jakarta harus dibangun seperti Chicago, Amerika Serikat, yang kadung punya masalah keterbatasan kapasitas infrastruktur jalan. Sementara di sisi lain, pembangunan properti termasuk gedung-gedung komersial berlangsung demikian masif dan sporadis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.