Jusuf Kalla atau JK mengatakan hal itu dalam kapasitasnya sebagai pembicara di acara bincang-bincang DPP REI di Jakarta, Kamis (28/8/2014). Memang, menurut JK, pembangunan rumah murah memiliki marjin yang jauh lebih kecil ketimbang pembangunan rumah komersial atau bahkan rumah mewah.
Namun, penyediaan rumah murah memiliki efek domino yang positif. Contohnya, jika seorang pengembang menyediakan rumah murah, dalam bentuk rusunawa atau rusunami, maka MBR akan menghabiskan lebih sedikit biaya untuk ongkos transportasi. Pendapatan MBR pun akan meningkat secara riil. Peningkatan pendapatan akan mengakibatkan berbagai efek positif bagi MBR sendiri, dan pada akhirnya akan berujung pada keuntungan pengembang.
"Kenapa buruh atau karyawan kita selalu mengeluh dan selalu demo, bahkan kalau perlu menahan jalan, karena pendapatannya selalu merasa tidak cukup. Pendapatan tidak cukup ini selalu faktornya dua hal, apakah pendapatannya tidak besar atau pengeluarannya besar. Maka, kalau kita stabilkan semua ini, mendekatkan orang bekerja ke tempat kerjanya, maka kita bisa secara riil menaikkan kesejahteraannya," kata JK.
JK mengatakan, menyediakan rumah murah berarti menyediakan kesejahteraan. Kesejahteraan membuat masyarakat bahagia dan tidak punya kecenderungan melakukan kekerasan. Sementara itu, menyediakan rumah murah di pusat kota berarti meningkatkan pendapatan. Meningkatnya pendapatan artinya daya beli masyarakat bertambah. Dari situ, selanjutnya pengembang yang juga pemilik pusat perbelanjaan akan mendapatkan peningkatan konsumen.
"Jangan dianggap sebagai semacam penalti, tapi anggap ini perisai. Kalau semua orang happy, maka dunia ini aman," pungkas JK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.