KOMPAS.com — Penyelenggaraan Piala Dunia 2014 Brasil menyisakan kekhawatiran bagi penyelenggaraan Piala Dunia berikutnya. Hal ini lantaran persiapannya yang melibatkan berbagai pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum berpotensi membutuhkan lebih banyak dana dan memakan waktu lama. Sementara jadwal penyelenggaraan sudah ditetapkan.
Selain itu, ada satu fakta penting yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Meski tuan rumah penyelenggara Piala Dunia sudah diputuskan, tetapi persiapan calon-calon tuan rumah tersebut masih jauh dari harapan. Sebagai contoh, kota Lusail di Qatar, yang akan menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan
Piala Dunia 2022, bahkan belum dibangun.
Hingga kini, kota tersebut masih misterius, meskipun pengembang yang akan membangun Lusail berani menjamin bahwa pembangunan akan rampung pada 2019.
Lusail yang semula hanya padang pasir akan disulap menjadi pusat kegiatan. Nantinya, di dalam kota tersebut akan terdapat dua pantai, dua lapangan golf, sebuah pusat perbelanjaan, dan kebun binatang. Tidak hanya itu, pengembang juga akan menyediakan hunian sebanyak 450.000 unit.
Lusail akan menjadi kota "cerdas" seluas sekitar 3.900 hektar. Para arsitek, perencana urban, dan pengembang berkolaborasi membuat sebuah area yang beragam, berkelanjutan, dan canggih. Untuk itu, dibutuhkan dana sekitar 45 miliar dollar AS (Rp 526 triliun).
Tenggat waktu yang tersisa memang masih lima tahun sesuai kesepakatan. Namun, waktu terus berjalan dan para pihak terkait dikejar tenggat. Dunia internasional pun memberikan sorotan tajam atas ketidaksiapan dan kondisi iklim Qatar yang belum tentu ideal untuk penyelenggaraan Piala Dunia.
Kematian penyerang tim sepak bola Ekuador, Christian Benitez, karena serangan jantung baru-baru ini dihubung-hubungkan dengan tingginya suhu udara di Qatar. Tanpa teknologi yang mumpuni untuk membuat area pertandingan bersuhu ideal, pandangan skeptis tentu akan menghiasi proses persiapan Piala Dunia 2022 nanti.
Belum lagi, masih ada kasus-kasus seputar ketenagakerjaan yang melilit Qatar. Negara tersebut memang sudah memperkenalkan pembentukan kembali hukum ketenagakerjaan pada Mei lalu. Bahkan negara ini memangkas jumlah stadion yang akan dibangun, dari 12 stadion menjadi sembilan atau delapan stadion.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.