JAKARTA, KOMPAS.com - Kebutuhan rumah tinggal masih tinggi di semua lini. Tidak hanya masyarakat berpenghasilan rendah, masyarakat kelas menengah juga harus berjibaku mencari rumah sesuai kantong. Sayangnya, rumah dengan harga terjangkau terbatas untuk tidak dibilang langka.
Salah satunya adalah Virginia Village yang dikembangkan PT Paramount Enterprise International. Perumahan ini dibanderol dengan harga perdana mulai Rp 400 juta. Mudah ditebak, rumah-rumah berukuran mungil tersebut habis terjual meski proses pembangunan belum dimulai.
Menurut rencana, Paramount akan membangun proyek tersebut lima bulan mendatang dan akan menghabiskan waktu pembangunan selama 24 bulan.
"Memang saat ini kami mengalami fenomena pesatnya penjualan jika dibandingkan tahun lalu. Kami ingin menyediakan produk yang menjadi kebutuhan. Kami sebut sebagai right product. Artinya, kalau kita tawarkan, orang langsung mau," ujar Direktur Paramount Enterprise, Andreas Nawawi di Jakarta, Selasa (19/8/2014).
Produk terbaru Paramount Land yang baru saja habis terjual tersebut berada di Gading Serpong, Tangerang Selatan. Saat ini harga aktualnya sudah lebih tinggi yakni mencapai Rp 579 juta sampai Rp 968 juta per unit untuk pembayaran tunai.
Ukuran masing-masing rumah terbilang kompak (compact), dengan tiga pilihan. Pilihan pertama memiliki lahan berukuran 4x8 m dengan luas bangunan 40 m2. Pilihan kedua lahan 5x8 m dengan luas bangunan 49 m2. Sementara, pilihan ketiga memiliki lahan 6x8 m dengan luas bangunan 57 m2. Tiap unit memiliki dua lantai dan sudah dilengkapi dengan ruang jemur atau kamar pembantu.
"Tanahnya kecil, tapi punya jemuran, car port, dan yang terpenting punya tanah. Rumah ini menjadi right product. Orang lansung ambil, baik itu untuk investasi maupun untuk dipakai. Selain itu, rumah-rumah ini juga dekat dengan universitas, dekat dengan pertokoan, mall. Ini yang kami pikir merupakan unggulan dari produk ini," imbuh Andreas.
Sementara itu, Presiden Direktur Paramount Enterprise, Ervan Adi Nugroho, mengungkapkan bahwa kecilnya ukuran tiap unit tidak identik dengan kekumuhan. "Segala infrastruktur, seperti kabel, ditanam di bawah tanah. Jalannya pun besar. Oang-orang yang gajinya di atas Rp 15 juta sampai Rp 25 juta kan banyak. Mereka sekarang kalau mau beli rumah di daerah Gading Serpong kan tidak terjangkau. Untuk mereka, kita sediakan rumah seharga Rp 250 juta sampai Rp 1,5 miliar," ujarnya.
Ervan menambahkan, dengan harga tanah di daerah Gading Serpong yang mencapai Rp 11 juta per meter persegi, harga masih bisa bergerak naik. Selain ditempati, tiap unit juga berpotensi menjadi investasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.