Satu set "Lego Architecture Studio" terdiri dari 1.200 batu bata sederhana yang menstimulasi kebebasan para arsitek, insinyur dan profesional berkreasi dan menciptakan desain sebagus mungkin. Seri terbaru ini dilengkapi buku panduan setebal 250 halaman.
Buku panduan tersebut mencakup contoh arsitektur yang dapat menginspirasi pengguna Lego dalam menggunakan diagram untuk menunjukkan ide-ide tentang skala, massa, permukaan, bagian, modul, dan pengulangan, serta contoh proyek yang dibangun dengan menggunakan 1.200 batu bata.
Seri terbaru ini juga memungkinkan pencinta Lego menciptakan reproduksi bangunan yang menjadi ikon dunia macam Burj Khalifa, Dubai, di Uni Emirat Arab.
"Siapapun yang berkepentingan dengan arsitektur dapat membuat desain Lego asli sendiri, serta karya bangunan mini-arsitektur seperti Menara Eiffel dan Trevi Fountain," tulis pernyataan resmi Lego seperti dikutip constructionweekonline.
Berbeda dengan koleksi Lego sebelumnya yang berani menampilkan warna batu bata cerah seperti merah, kuning, hijau, dan ungu, seri arsitektur justru hanya terdiri atas dua warna hitam dan putih.
Elemen bangunan telah dibuat sesederhana mungkin dan tanpa hiasan untuk membuat para arsitek lebih fleksibel dalam mendesain model bangunan skala besar dan kecil.
"Lego Architecture Studio membawa kembali penggemar Lego ke batu bata sebagai bangunan dasar yang telah menginspirasi generasi calon arsitek, termasuk saya," kata perencana perkotaan Finn Williams, yang meluncurkan versi Eropa di toko perwakilan Lego, London.
Perusahaan arsitektur yang dipimpin oleh Sou Fujimoto, Ma Yansong dan Moshe Safdie, merupakan satu di antara desainer yang telah berkontribusi terhadap permainan konstruksi ini secara manual. Lebih dari sekadar mainan, bahkan Lego karya mereka merupakan alat desain.