Terusan Suez selama ini menghasilkan pendapatan sekitar 5 miliar dollar AS (Rp 58,6 triliun) per tahun dan merupakan sumber devisa paling penting bagi Mesir pasca merosotnya sektor pariwisata dan investasi asing sejak pemberotakan 2011.
Kanal baru ini merupakan bagian dari proyek yang lebih besar untuk memperluas pelabuhan dan fasilitas pengiriman. Diharapkan pembangunan infrastruktur raksasa ini dapat meningkatkan profil internasional Mesir dan membuatnya sebagai pusat perdagangan utama dunia.
"Megaproyek ini akan menciptakan Terusan Suez paralel baru sepanjang 72 kilometer," ujar Ketua Otoritas Terusan Suez, Mohab Mamish.
Dia mengatakan proses pembangunan ditargetkan selama lima tahun. Namun, Mohab menjanjikan waktu lebih cepat untuk penyelesaian proyek karena Terusan Suez baru sangat dibutuhkan.
Terusan Suez menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah. Jalur ini sangat berjasa bagi para pebisnis maupun komunitas internasional. Sebab, sebelum terusan ini dikembangkan, butuh waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan untuk menempuh perjalanan Eropa-Asia dan sebaliknya.
Presiden Mesir Adel Fattah al-Sisi, mengatakan angkatan bersenjata akan bertanggung jawab atas proyek baru untuk alasan keamanan. Dia juga memberikan komitmen, sebanyak 20 perusahaan Mesir akan terlibat dan bekerja di bawah pengawasan militer.
Untuk diketahui, sejak Sisi menggerakkan kudeta pemerintahan presiden Mohamed Mursi, memicu kekhawatiran masyarakat internasional yang melintasi kanal ini. Setiap gangguan pengiriman sepanjang kanal yang ada di semenanjung Sinai, ini cenderung memiliki dampak serius pada harga perdagangan dan minyak.
"Semenanjung Sinai sangat sensitif. Oleh karena itu, tentara bertanggung jawab atas pelaksanaan pembangunan megaproyek ini," kata Sisi, yang sebelumnya mengatakan ia tidak akan ragu untuk menjaga proyek-proyek besar yang membantu menghidupkan kembali ekonomi Mesir.
Romantisme Nasser
Terusan Suez merupakan representasi romantisme mendiang pemimpin Mesir, sang kolonel kharismatik, Gamal Abdul Nasser. Berkat Nasser, Terusan Suez dinasionalisasi pada 1956 usai dia memimpin kudeta menggulingkan pemimpin monarki pada 1952. Sebelumnya, Inggris, Perancis dan Israel menguasai kanal ini.
Nasser kemudian mendirikan sebuah otokrasi militer yang diikuti ribuan persaudaraan Muslim. Dia berhasil mendapat dukungan untuk membangun proyek-proyek besar selama 14 tahun kepemimpinannya.
Nah, apakah rencana Sisi ini bisa menyamai prestasi Nasser? Media Mesir pro-pemerintah tidak ragu membandingkan rencana ekspansi Terusan Suez dengan karya Nasser membangun infrastruktur yang menjadi sumber kebanggaan nasional.
Sisi mengatakan kanal baru merupakan bagian dari proyek yang melibatkan 14 konsorsium besar Mesir. Termasuk perusahaan rekayasa global Dar al-Handasah, serta tentara Mesir, untuk mengembangkan daerah di sekitar kanal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.