Lembaga riset keuangan SNL melaporkan, jumlah kapitalisasi tersebut dihasilkan melalui ekuitas umum perusahaan-perusahaan properti sejumlah Rp 111 triliun, penawaran utang Rp 224,8 triliun, dan sebagian sisanya penawaran saham dan utang subordinasi.
Menurut riset SNL yang disampaikan kepada Kompas.com, Kamis (24/7/2014), lebih dari setengah perusahaan properti di AsiaPasifik, tidak termasuk Indonesia, memfokuskan diri pada portofolio properti yang terdiversifikasi.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa perusahaan tersebut memimpin sektor properti dengan nilai kapital Rp 270,8 triliun, diikuti sektor ritel sebesar Rp 23,3 triliun.
Sementara perusahaan dengan basis bisnis perkantoran mengumpulkan nilai sejumlah Rp 17,3 triliun.
Berdasarkan negara, perusahaan properti yang berbasis di Hongkong mencatat nilai kapital tertinggi yakni Rp 134,8 triliun. Diikuti Tiongkok dengan Rp 95,4 triliun, dan secara mengejutkan, perusahaan Jepang berada di posisi ketiga dengan catatan kapital senilai Rp 46,7 triliun.
Sedangkan Singapura berada di peringkat kelima dengan total nilai kapitalisasi Rp 28,7 triliun. Posisi Singapura di bawah Australia yang merangsek dengan jumlah Rp 31,1 triliun.
Adapun pengembang dengan kapitalisasi terbesar senilai Rp 19,8 triliun yakni New World Development Co. Ltd asal Hongkong. Menyusul Westfield Corp di tempat kedua dengan Rp 10 triliun.