Apa rahasianya?
Menurut Direktur PT Summarecon Agung Tbk., pengembang Mal Kelapa Gading, Johannes Mardjuki, ada empat faktor utama yang harus diimplementasikan dalam mengelola pusat belanja. Pertama adalah komposisi penyewa (tenancy mix) yang disesuaikan dengan kebutuhan segmen sasaran dan terutama konsep pusat belanja.
"Jika konsep pusat belanjanya adalah family mall di mana semua kebutuhan ada, maka komposisi penyewanya harus merepresentasikan kebutuhan. Contohnya ada barang kebutuhan pokok, ada barang untuk fashion, barang untuk hobi, dan lain sebagainya," ujar Johannes kepada Kompas.com, Rabu (23/7/2014).
Faktor kedua, lanjut Johannes, pengelola pusat belanja harus memperhatikan faktor keamanan, dan kenyamanan. Kedua faktor ini yang sangat menentukan dan mampu menarik minat pengunjung.
"Pengelola harus menciptakan suasana dan kondisi mal seaman dan senyaman mungkin. Kalau tidak aman, pengunjung tidak akan datang. Demikian sebaliknya, kalau tidak nyaman, penguntung tidak betah di dalam mal dan mungkin tidak akan datang lagi," tambah Johannes.
Faktor ketiga, penyelenggaraan event atau kegiatan acara istimewa secara berkala. Satu atau dua di antara event dalam setahun bisa diadakan secara besar-besaran.
"Kami membuat acara Jakarta Food and Fashion Festival (JFFF) itu membutuhkan waktu setahun, karena acaranya besar dan melibatkan banyak orang. Demikian halnya acara lainnya saat Ramadhan, Idul Fitri, Natal, Tahun Baru atau ibur sekolah," papar Johannes.
Ketiga faktor tersebut mampu membuat Mal Kelapa Gading dikunjungi jutaan orang dan diincar para peritel sebagai tempat ekspansi bisnis. Hingga saat ini saja, tingkat okupansi sudah mencapai lebih dari 90 persen.
Demikian halnya dengan Pondok Indah Mall yang dikembangkan PT Metropolitan Kentjana Tbk. Menurut Deputy General Manager Pondok Indah Mall, Eka Dewanto, untuk bisa bertahan di tengah ketatnya persaingan antrapusat belanja, pihaknya merekayasa komposisi peritel sedemikian rupa sesuai kebutuhan segmen kelas menengah atas.
"Kami secara periodik melakukan survei atau polling kepada setiap pengunjung dengan pertanyaan peritel seperti apa yang diinginkan dan dibutuhkan. Dari survei dan polling tersebut lantas kami realisasikan hingga akhirnya kami mampu membawa peritel-peritel tersebut ke Pondok Indah Mall," tutur Eka.
H & M, peritel busana asal Swedia, merupakan salah satu penyewa yang membuka gerai di Pondok Indah Mall. Sebelumnya terdapat peritel-peritel kelas menengah atas lainnya yang memenuhi pusat belanja di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan tersebut.
Hingga saat ini, kinerja Pondok Indah Mall terisi 100 persen dengan posisi tarif sewa aktual 80 dollar AS per meter persegi per bulan yang dihitung berdasarkan kurs Rp 8.500. Sementara tarif sewa Mal Kelapa Gading 27 dollar AS per meter persegi per bulan dengan patokan kurs Rp 8.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.