Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BTN: Jangan Terburu-buru Meniru Negara Lain!

Kompas.com - 22/07/2014, 15:55 WIB
Latief

Penulis

Sumber Antara
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono menilai, konsolidasi perbankan tidak hanya dapat dilakukan melalui akuisisi, namun juga melalui upaya lain seperti transformasi layanan perusahaan.

"Konsolidasi memang suatu keharusan karena kita menghadapi persaingan dengan dunia luar dan memang itu suatu kewenangan BUMN itu sendiri, namun tidak semata-mata konsolidasi selamanya akusisi atau merjer, transformasi juga dapat disebut konsolidasi" kata Maryono pada acara buka bersama dan paparan kinerja di Jakarta, Senin (21/7/2014).

Menanggapi aksi pemerintah Malaysia yang merestui megamerger 3 banknya, yakni CIMB Grup, RHB Capital, dan Malaysia Building Society Berhad, Maryono menilai langkah tersebut tidak serta merta dapat dilakukan di Tanah Air karena kondisinya berbeda. Menurut dia, potensi pembiayaan perbankan di dalam negeri sendiri masih sangat besar untuk digarap. Ia juga mengharapkan konsolidasi sendiri tidak menjadi suatu kerancuan.

"Jangan terburu-buru melakukan konsolidasi meniru negara lain. Kita masih punya potensi yang besar," ujar Maryono.

Maryono menambahkan, BTN memang dibentuk oleh pemerintah untuk membiayai sektor perumahan. Menurutnya, selama 64 tahun BTN juga sudah menunjukkan prestasi sebagaimana yang diamanatkan.

"Rata-rata target pemerintah dalam membangun rumah rakyat dieksekusi oleh BTN sebesar 94-96 persen," kata Maryono.

Sejak awal berdiri, BTN sudah dikondisikan seperti sekarang dan selalu menjadi andalan pemerintah untuk pemenuhan rumah rakyat. Oleh karena itu, lanjut dia, dalam rencana bisnis perseroan sangat jelas bahwa BTN fokus pada housing bank.

"Kami sudah siap dengan seluruh infrastruktur, SDM dan teknologi untuk mendukung bisnis sebagai housing bank dengan pasar yang sangat jelas, yaitu masyarakat menengah ke bawah," ujar Maryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com