Hotel Bintang Lima Mendominasi Bali

Menurut Senior Associate Director Head of Research and Consultancy Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, hotel bintang lima mendominasi suplai kumulatif per Juni 2014 dengan jumlah pasokan sebanyak 15.657 kamar atau 45,1 persen dari total 24.742 kamar.

"Jumlah tersebut melebihi hotel bintang 4 dengan jumlah pasokan sebanyak 11.874 kamar atau 34,2 persen dan bintang 3 sejumlah 7.193 kamar atau 20,7 persen," ujar Arief, dalam paparan "Property Market Outbeat 2014", di Jakarta, Rabu (16/7/2014).

Jumlah pasokan kamar hotel bintang lima kuartal kedua 2014 melebihi pencapaian pada 2013 yang tercatat sebanyak 13.735 kamar atau 47,8 persen dari total 28.740 kamar. Sedangkan hotel bintang 4 mencapai 9.104 kamar atau 31,7 persen, dan bintang 3 sebanyak 5.901 kamar atau 20,5 persen.

"Meski lebih banyak, namun jika dilihat dari pertumbuhan, hotel bintang lima hanya beranjak 3,3 persen. Kalah jauh ketimbang pertumbuhan hotel bintang 4 yang mengalami lonjakan 18,3 persen. Sementara hotel bintang tiga meningkat 11,7 persen," tandas Arief.

Bertambahnya pasokan hotel tersebut, memaksa kinerja tingkat hunian semakin melorot. Sepanjang 2013, kinerja seluruh hotel berbintang kurang dari 70 persen. Meski begitu, kata Arief, tingkat hunian masih berada pada level sehat (healthy level)  yakni di atas 60 persen.

"Hal tersebut dimungkinkan karena didorong faktor tumbuhnya jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik. Menurut catatan Angkasa Pura, jumlah kedatangan wiatawan melalui pintu Bandara Internasional Ngurah Rai terus mengalami lonjakan sebanyak 12,9 persen per tahun sejak 2008.

Catatan pertumbuhan jumlah kunjungan selama semester I 2014 merupakan yang tertinggi yakni 9,3 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Ada pun jumlah kunjungan turis asing ke Bali tercatat mencapai 1,2 juta orang sepanjang 2013.