Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan di Lebak Bulus Seharga Rp 25 Juta Per Meter Persegi!

Kompas.com - 24/06/2014, 13:18 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Konsekuensi logis dari pengembangan mass rapid transit  (MRT)  adalah melambungnya harga lahan, selain memicu pertumbuhan sektor properti di lokasi-lokasi yang dilintasi.

Studi Knight Frank Indonesia menguatkan fenomena itu. Konsultan properti ini menyebutkan bahwa harga lahan di koridor Sudirman dan Thamrin yang merupakan jalur yang dilintasi MRT rute Lebak Bulus-Dukuh Atas, melejit 30 persen hingga 40 persen pada tahun lalu saat pembangunan MRT resmi dimulai.

Sementara itu, harga lahan di Lebak Bulus bakal tumbuh sebesar 20 persen pada 2018 mendatang saat hub MRT beroperasi.

"Dua puluh persen merupakan angka konservatif, mengacu pada kondisi aktual dan peluang Lebak Bulus sangat besar untuk lebih tumbuh dan berkembang. Dengan catatan, proses pembangunan MRT lancar," tutur Associate Director Research and Consultancy Knight Frank Indonesia Hasan Pamudji kepada Kompas.com, Selasa (24/6/2014).

Pertumbuhan harga lahan tersebut akan lebih pesat lagi bila beberapa proyek properti komersial di sekitar hub MRT Lebak Bulus yang direncanakan para pengembang terealisasi.

Menurut CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono harga lahan akan semakin meroket saat beberapa pengembang memulai rencana pembangunan proyek-proyek mereka. Saat ini saja, harga lahan di Lebak Bulus yang menghadap ke arah koridor TB Simatupang dan Pondok Indah sudah menembus angka Rp 25 juta per meter persegi.

"Meski masih jauh lebih rendah dari harga lahan di kawasan Pondok Indah, namun kans untuk tumbuh lebih tinggi sangat besar," ujar Hendra.

Dari catatan Kompas.com, harga lahan di Pondok Indah, terutama di area perumahan sekitar Rp 40 juta hingga Rp 50 juta per meter persegi. Sementara itu, harga lahan area perumahan dengan pemandangan lapangan golf berada pada kisaran lebih tinggi, yakni Rp 80 juta per meter persegi. Harga setara berlaku di kawasan komersialnya.

Jadi, lanjut Hendra, Lebak Bulus menyimpan potensi besar, dan posisinya menjadi sangat penting karena sangat menarik untuk investasi. Dengan harga lahan yang terbilang masih rendah, akan menstimulasi pengembang untuk membangun berbagai jenis properti, seperti pusat belanja (ruang ritel), perkantoran, hotel, serta apartemen dalam konsep mixed use development.

Sekadar informasi, salah satu pengembang yang akan membangun properti komersial di sekitar Lebak Bulus, tepatnya koridor TB Simatupang adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk. Mereka akan memulai pembangunan proyek perkantoran di atas lahan seluas 5 hektar tersebut pada 2015. Nilai investasi awal mencapai Rp 600 miliar.

Adapun properti multifungsi yang sudah berdiri di sana baru Poins Square. Sementara itu di sekitarnya baru berdiri Grand Mercure Hotel, FIF Tower, Fedex Tower, Plaza Pondok Indah, ruang pamer mobil, dan lain-lain.

Sementara itu, properti yang sedang dalam tahap konstruksi adalah Metropolitan Tower milik PT Metropolitan Development dan South Quarter (PT Intiland Development Tbk).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau