KOMPAS.com - Penemuan baru tidak harus selalu berbentuk teknologi canggih. Beragam teknologi sederhana, khususnya di bidang sanitasi, masih penting dan diperlukan masyarakat.
Semakin sederhana, murah, namun bisa menawarkan solusi pada masalah sanitasi, inovasi sederhana di bidang sanitasi saat ini malah semakin membantu kebutuhan masyarakat miskin di negara-negara berkembang. Salah satu penemuan yang laik disimak adalah penemuan di bidang sanitasi oleh Gates Foundation dan perusahaan sanitasi raksasa asal Amerika Serikat, American Standard.
Seperti dikutip dari Fastcoexist.com, American Standard baru saja mengembangkan jamban yang bisa memutuskan mata rantai penyebaran penyakit terkait sanitasi. Proyek pengembangan itu dibiayai oleh Gates Foundation.
Jamban tersebut punya sistem sederhana yang akan menutup saluran pembuangan setelah digunakan. Kabar baiknya, setiap jamban tersebut hanya membutuhkan biaya sebesar 1,50 Dollar AS atau sekitar Rp17.171,84.
Wakil Presiden Penelitian, Pengembangan, dan Teknik bagi American Standard, Jim McHale, mengungkapkan bahwa timnya terinspirasi oleh sayembara Tantangan Menciptakan Kembali Toilet (Reinvent the Toilet Challenge) dari Gates Foundation. Menurut McHale, hal paling menantang adalah keputusan Gates Foundation membiayai pengembangan teknologi pengolahan limbah berteknologi tinggi.
"Hal tersebut di luar kekhususan kami, jadi kami mengajukan penawaran untuk bekerja pada solusi jangka pendek membuat jamban higienis," terang McHale.
Tentu saja, Gates Foundation menyukai ide gubahan McHale itu. Yayasan tersebut kemudian memberikan kontrak kecil untuk mencoba dan mengembangkan ide McHale.
Ternyata, hasilnya tidak mengecewakan. Setelah melakukan perjalanan studi pasar ke Bangladesh, McHale dan timnya mulai bekerja.
Di Bangladesh, McHale membawa seorang desainer. Mereka mempelajari pasar setempat mengenai penggunaan jamban, cara kerja distribusi produk di Bangladesh, serta faktor lain yang bisa membantu American Standard mendesain produk lebih baik.
McHale menemukan, penduduk Bangladesh selama ini membangun jamban yang tidak higienis. Setiap jamban terbuka, tanpa ada sistem yang menghambat penyebaran penyakit.
"Semua orang yang kami lihat sudah menggunakan semacam jamban plastik dengan bukaan langsung pada lubang. Hal ini tidak menghalangi penyebaran penyakit karena lalat datang dan pergi di tempat ini sepanjang waktu," kata McHale.
Perusahaan tersebut kemudian mendesain jamban yang memiliki "pintu jebakan" atau trap door. Solusi ini dinilai terjangkau dan cocok digunakan di Bangladesh.
Solusi itu sebenarnya juga bisa digunakan di Indonesia yang punya sistem "kamar mandi basah". Pasalnya, setiap kali membuang hajat, para penduduk hanya perlu membersihkan diri dan mengguyur jamban dengan air sebanyak satu setengah liter.
Saat ini solusi senilai Rp17.171,84 itu sudah dicobakan di Bangladesh. Selain lebih bersih, kamar mandi itu juga tidak berbau busuk seperti sebelumnya.
Selain itu, meski sudah cukup murah, American Standard pun tengah mencari cara agar di masa yang akan datang, biaya per jamban tidak lebih dari satu Dollar AS. Perusahaan ini sudah menjual 70.000 jamban murah ini di Bangladesh. Sebelumnya, pada 2013, perusahaan tersebut juga sudah menyumbangkan 533.352 jamban yang akan didistribusikan tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.