Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BTN Diakuisisi, Sektor Properti Gonjang-ganjing

Kompas.com - 21/04/2014, 18:07 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana akuisisi pemerintah atas PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) melalui PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri), dianggap tidak tersosialisasi dengan baik. Selain itu, motivasi dan tujuan utamanya juga dinilai tidak jelas sehingga berpotensi membuat sektor properti gonjang-ganjing.

Padahal, rencana akuisisi di sektor perbankan merupakan sebuah peristiwa besar yang melibatkan nasabah, karyawan bank bersangkutan, dan juga para pemangku kepentingan (stake holder) seperti pengembang properti.

Wakil Presiden Direktur PT Jababeka Tbk, Tanto Kurniawan, mengatakan hal tersebut terkait rencana akuisisi Mandiri atas BTN dan dampaknya terhadap sektor properti, kepada Kompas.com, Senin (21/4/2014).

"BTN adalah mortgage bank yang membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendapatkan rumah dengan kondisi pelayanan dan kualitas produk KPR yang lebih baik ketimbang produk dan pelayanan KPR bank komersial (umum) lainnya," ujar Tanto.

BTN ibarat perpanjangan tangan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan primer yakni rumah (papan) masyarakat menengah bawah. Nah, menurut Tanto, ketika bicara rumah, Indonesia punya kemampuan terbatas, termasuk dalam hal pembiayaan perumahan. BTN dengan penawaran KPR berbunga rendah lantas menjadi solusi untuk mengatasi masalah perumahan.

"Terutama fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang menjadi andalan kalangan MBR, yang semestinya dapat terus dikembangkan, sehingga masalah pembiayaan perumahan dapat teratasi," tambah Tanto seraya menambahkan, pengelolaan FLPP juga harus hati-hati (prudent). Kalau tidak, maka potensi kredit macet sangat mungkin terjadi.

Motivasi akuisisi

Yang menarik adalah apakah permasalahan pokok perumahan tersebut dapat dipecahkan hanya dengan mengakuisisi BTN oleh Mandiri. Pertanyaan lain adalah apa sebetulnya motivasi pemerintah mengambil alih BTN, apakah kekurangan modal atau kredit macet yang terus tumbuh? Apa sih yang terjadi di BTN sehingga harus diambil alih?

"Pertanyaan-pertanyaan tersebut seharusnya ditelaah dahulu. Jika memang BTN kekurangan modal, seharusnya ide genuine Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, adalah menyuntikkan dana untuk BTN yang jelas prospek bisnisnya ketimbang mengucurkan dana triliunan untuk maskapai penerbangan komersial Merpati, misalnya," papar Tanto.

Lebih lanjut dia mengatakan, kalau BTN memang sakit atau kekurangan modal, seharusnya disehatkan dahulu melalui mekanisme management assesment atas sistem yang ada di BTN. Bila tidak jelas seperti ini, pasar akan bereaksi negatif.

"Terlebih nasabah dan pengembang sebagai mitra utama BTN akan mengalami kesulitan dalam membantu menyediakan rumah murah. Pengembang daerah yang sangat tergantung pada BTN, baik kredit konstruksi maupun KPR untuk konsumennya akan menyerah dan tidak berdaya. Kalau sudah demikian, yang terjadi adalah sektor properti perumahan menengah bawah dengan ceruk paling besar akan kacau balau," tandas Tanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Perumahan
Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Berita
Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau