Megaproyek ini telah menelan beberapa korban. Terakhir, tewasnya seorang pekerja berusia 38 tahun, Hwang, pada Selasa (7/4/2014) lalu, yang sedang menyelesaikan saluran air di lantai 12. Insiden ini bukan kali pertama terjadi pada megaproyek senilai 3,5 triliun Won tersebut.
Juni 2013 lalu, bagian tengah konstruksi bakal struktur tertinggi kelima di Asia pada 2015 mendatang ini runtuh, menewaskan 1 orang dan melukai lima pekerja lainnya. Empat bulan kemudian, pipa logam besar jatuh dari ketinggian 50 meter dan melukai seorang pejalan kaki .
Kurang dari dua bulan lalu, atau Februari, kebakaran besar terjadi di lantai 44. Meskipun tidak ada korban, perhatian publik atas keamanan dan keselamatan pada pencakar langit setinggi 123 lantai ini, terus meningkat. Bahkan, Otoritas Metropolitan Seoul segera melakukan penyelidikan atas keamanan dan keselamatan kerja.
Penyeledikan tersebut ternyata tak sanggup membuat segalanya berjalan lancar. Pasalnya, pada Maret 2013, kembali ditemukan retakan beton pada pilar utama bangunan, sehingga pemeriksaan keamanan terpaksa dilanjutkan.
Karena serangkaian kecelakaan kerja, Kementerian Tenaga Kerja kemudian mencabut hak Lotte Construction dan mengatur keamanan konstruksi proyek ini sejak Juni 2013. Para ahli menunjukkan target penyelesaian proyek memicu terjadinya pelanggaran keamanan dan keselamatan kerja di Lotte Construction. Lotte Group sebagai pemilik gedung menjadwalkan pembukaan sebagian bangunan pada Mei tahun ini, meskipun konstruksi baru mencapai 60 persen.
Lotte World Tower merupakan megatall setinggi 555 meter. Di dalamnya mencakup hotel, dan perkantoran yang dilengkapi dengan taman hiburan dan pusat belanja
. Izin mendirikan bangunan (IMB) diperoleh Lotte Group pertama kali pada 1998.