Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandung dan Jakarta, Kota Terburuk di Indonesia

Kompas.com - 26/03/2014, 15:40 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bandung dan Jakarta merupakan dua kota paling tidak nyaman dan tidak layak huni bagi warganya. Kondisi dua kota besar ini sangat buruk, terutama dalam penataan kota, minimnya ruang terbuka hijau (RTH), tingginya tingkat pencemaran lingkungan, transportasi publik, serta rendahnya kualitas kebersihan kota.

Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) Bernardus Djonoputro mengatakan, Bandung dan Jakarta sangat tidak reliable. Dua kota ini menunjukkan tingkat persepsi publik paling rendah. Warganya merasa tidak nyaman tinggal di kota masing-masing.

"Bandung dan Jakarta sama-sama memiliki masalah akut, yakni buruknya penataan kota, minim ruang terbuka hijau (RTH), tingginya tingkat pencemaran lingkungan, transportasi publik buruk dan tidak memadai, serta kotor karena banyak sampah," ujar Bernardus, kepada Kompas.com, pekan lalu.

Dalam survei Most Livable City Index terbaru yang tengah disusun IAP, lanjut Bernardus, Bandung dan Jakarta belum menunjukkan perubahan radikal sejak hasil sigi pertama dan kedua dipublikasikan pada 2009 dan 2011.

"Survei Most Livable City Index mendasarkan pada tujuh variabel utama, yakni fisik kota, kualitas lingkungan, transportasi, aksesibilitas, fasilitas, utilitas, ekonomi, dan sosial. Berpedoman pada tujuh variabel itulah, kami menetapkan 25 kriteria penentuan sebuah kota laik mendapat predikat livable city atau tidak," ujar Bernardus.

Menurutnya, ke-25 kriteria tersebut adalah kualitas penataan kota, jumlah ruang terbuka, perlindungan bangunan bersejarah, kualitas kebersihan lingkungan, tingkat pencemaran lingkungan, ketersediaan angkutan umum, kualitas kondisi jalan, dan kualitas fasilitas pejalan kaki.

Kemudian, ketersediaan fasilitas kesehatan, kualitas fasilitas kesehatan, ketersediaan fasilitas pendidikan, kualitas fasilitas pendidikan, ketersediaan fasilitas rekreasi, kualitas fasilitas rekreasi, ketersediaan energi listrik, ketersediaan air bersih, dan kualitas air bersih.

Berikutnya, kualitas jaringan telekomunikasi, ketersediaan lapangan pekerjaan, tingkat aksesibilitas tempat kerja, tingkat kriminalitas, interaksi hubungan antarpenduduk, informasi pelayanan publik, dan ketersediaan fasilitas kaum difabel.

Untuk kriteria penataan kota, Bandung dinilai oleh warganya sebagai paling buruk karena hanya mendapat poin 3. Demikian halnya dengan kebersihan kota, 90 persen warga Bandung menilai kotanya sangat kotor.Sementara itu, untuk kualitas transportasi publik, sebanyak 77 persen warga Bandung berpendapat buruk dan tidak layak.

Adapun Jakarta dinilai oleh warganya tidak memiliki RTH memadai, ketersediaan lapangan kerja terbatas, kualitas transportasi publik buruk, dan penataan kota amburadul. Selain itu, Jakarta juga dianggap sebagai sarang tindak kriminalitas.

Bernardus mengatakan, para pemimpin kedua kota ini hendaknya memegang komitmen pembangunan dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang dijabarkan secara teperinci dalam rencana detail tata ruang (RDTR).

"Jangan menyeleweng dari RTRW dan RDTR. Selain itu, benahi transportasi publik dengan memperbaiki sistem. Transportasi publik tidak harus monorel, skytrain atau transportasi canggih padat modal lainnya, tetapi ketersediaan, kualitas, dan kepastian jadwal transportasi publik yang diinginkan warganya. Libatkan mereka dalam setiap pengambilan kebijakan dalam segala aspek," ujar Bernardus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Perumahan
Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Berita
Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau