Menurut Designboom, Shigeru Ban adalah arsitek yang memiliki desain-desain inventif, penuh akal, dan mampu membuat desain humanitarian dalam merespon bencana alam. Meski sudah resmi menjadi pemegang penghargaan, arsitek asal Jepang kelahiran 1957 ini merasa harus berhati-hati dengan prestasinya itu.
"Menerima penghargaan ini adalah sebuah kehormatan besar, dan dengannya, saya harus berhati-hati. Saya harus terus mendengar orang-orang yang mempekerjakan saya di proyek residensial pribadi dan di proyek bantuan bencana. Saya melihat penghargaan ini sebagai penyemangat bagi saya untuk terus melakukan apa yang tengah saya lakukan, bukan untuk mengubahnya, namun untuk bertumbuh," ujar Ban mengenai penerimaan penghargaan itu.
Sementara itu, juri penghargaan Pritzker Lord Palumbo mengungkapkan bahwa Shigeru Ban adalah "kekuatan alam" yang seolah menjadi cahaya dalam kesulitan pasca bencana. Di sisi lain, karya arsitektur Ban menurutnya juga tidak buruk.
"Dia (Shigeru Ban) menyentang beberapa kotak bagi kualifikasi pantheon arsitekturan, sebuah pengetahuan mendasar bagi subyeknya dengan penekanan khusus pada material dan teknologi terbaru. (Dia) penuh rasa ingin tahu dan komitmen, inovasi tanpa batas, sebuah mata yang sempurna, sensibilitas tajam," ujar Palumbo.
Untuk penghargaan ini, Ban mendapatkan sorotan pada pendekatan eksperimennya yang menggunakan tabung-tabung kertas, kontainer pengiriman, struktur inovatifnya, dan penggunakan material non konventional untuk dunia Barat, seperti bambu, kain, kertas, dan komposit serat kertas daur ulang serta plastik.
Sebagai catatan, Penghargaan Arsitektur Pritzker didirikan pada 1979 oleh mendiang Jay Pritzker dan isterinya, Cindy. Penghargaan ini memang bertujuan untuk memberikan penghargaan bagi arsitek seperti Shigeru Ban, yaitu arsitek yang masih hidup dan sudah membuat karya-karya hasil kombinasi talenta, visi, dan komitmen. Karya-karyanya juga memberikan kontribusi bagi kemanusiaan dan lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.