KOMPAS.com — Ahli mikrobiologi dan profesor Universitas Arizona di Tucson, Amerika Serikat, Dr Charles Gerba, mengungkapkan bahwa dalam kasus umum lebih aman membuat salad di permukaan dudukan toilet daripada di papan potong. Dengan kata lain, keperluan dapur jauh lebih kotor daripada dudukan toilet.
"Orang-orang selalu membasmi kuman di dudukan toilet mereka, tetapi mereka tidak sadar bahwa mereka juga harus menaruh perhatian pada dapur mereka," ujar sang profesor.
Menurut dia, spons, bak cuci, papan potong, rak terbawah dalam kulkas, dan permukaan meja dapur adalah bagian paling kotor dalam dapur. Nah, berikut ini beberapa keperluan dapur lain yang kemungkinan besar terlupakan. Padahal, barang-barang tersebut relatif sering digunakan dan bisa menampung banyak bakteri.
Barang pertama adalah pembuka kaleng. Seperti dikutip dalam Huffington Post, menurut hasil studi 2013 lalu yang dilakukan oleh grup kesehatan nirlaba publik NSF International, Anda mungkin tanpa sengaja membiarkan adanya E coli dan salmonella pada benda ini, atau setidaknya, tanpa sadar Anda membiarkan ada sisa makanan menempel di permukaan pembuka kaleng.
Jamur yang tertinggal di permukaan bukaan kaleng juga berpotensi menyebabkan masalah bagi pengguna pengidap alergi. Sebaiknya, setelah digunakan, segera bersihkan bukaan kaleng dengan menggunakan air sabun hangat. Berikan perhatian lebih pada bagian pisau pembuka kaleng karena bagian tersebut langsung melakukan kontak dengan makanan.
Barang kedua adalah blender. Bukan hanya bagian gelas besar yang perlu Anda perhatikan, melainkan juga karet penyegelnya. Sama seperti bukaan kaleng, NSF juga menemukan bahwa segel karet yang mencegah keluarnya cairan dari blender juga menjadi lahan subur bagi E coli, dan jamur.
Barang selanjutnya adalah tas pasar, atau tas belanjaan yang bisa digunakan berkali-kali. Meski bisa menekan penggunaan plastik, tas belanjaan ini berpotensi penyebabkan penggunanya sakit.
Huffington Post mencatat, pada 2012 lalu, Universitas Berkeley memublikasikan temuan hasil studi yang menyatakan bahwa pasien UGD akibat keracunan makanan bertambah di San Francisco pada 2007. Itu terjadi tepat setelah pemerintah melarang penggunaan tas plastik untuk membawa belanjaan.
Untuk itulah, sebaiknya, setelah berbelanja, Anda mencuci tas tersebut. Bayangkan, cairan yang keluar dari bahan makanan mentah tertinggal dan dibiarkan begitu saja selama berhari-hari, tentu bisa meracuni makanan penggunanya.
Namun, jangan juga melupakan tempat menaruh pisau. Meski tampaknya sulit dibersihkan, coba balikkan tempat pisau tersebut untuk mengeluarkan kotoran dari dalamnya, gunakan pembersih pipa untuk menyemprotkan pembersih serbaguna atau cuka putih.
Seka setiap bukaan tempat pisau dan keringkan selama setengah jam. Setelah itu, tempat pisau bisa digunakan kembali.
Bersihkan pula keran, kenop kompor, dan pegangan pembuka lemari di dapur Anda. Siapa tahu, Anda lupa membersihkan kembali keran setelah membukanya dengan tangan penuh kotoran. Hal yang sama juga mungkin terjadi pada pegangan pembuka lemari dapur.
Terakhir, periksa dan bersihkan bagian paling atas lemari dapur (kitchen cabinet) Anda yang berhadapan langsung dengan plafon. Jika debunya sudah parah, Anda butuh penyedot debu untuk membersihkan bagian ini.
Untuk mempermudah prosesnya pada masa depan, coba lapisi bagian tersebut dengan kertas. Angkat saja kertasnya, lap permukaan dengan cuka putih, dan ganti dengan kertas baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.