Sayangnya, menurut Co-Founder studio visualisasi Inition, Andy Millns, para arsitek belum menyambut baik teknologi tersebut.
"Saat ini hanya ada sedikit sekali arsitek yang menggunakan realitas tertambah setiap hari, sebagai bagian dari proses desain," ujar Millns, seperti dikutip dalam Dezeen.
Padahal, lanjut dia, menggunakan realitas tertambah mampu memberikan lapisan berisi informasi ekstra pada sebuah karya arsitektur. Hanya dengan menggunakan perangkat tablet, seseorang bisa mendapatkan banyak informasi mengenai karya arsitektur yang dilihatnya.
Hal ini menarik lantaran rendering yang sangat menyerupai kenyataan tersebut kini sudah banyak digunakan. Sementara itu, realitas tertambah masih jauh dari penggunaan optimal. Menurut Millns, hal ini terjadi karena alat-alat untuk memaksimalkan realitas tertambah belum benar-benar terintegrasi dengan perlengkapan mendesain para arsitek.
Sementara itu, Inition sudah membuktikan bahwa menggunakan teknologi realitas tertambah mampu meningkatkan daya tarik sebuah karya arsitektur, tidak hanya sekedar untuk keperluan marketing dan presentasi. Perusahaan tersebut sudah membuat aplikasi iPad bagi karya Zaha Hadid Architects. Lewat aplikasi tersebut, penggunanya bisa melihat pergerakan angin dan berbagai informasi lain.
"Kami bekerja dengan banyak pengembang properti di bagian marketing untuk menghidupkan properti mereka dengan realitas tertambah. Anda bisa melihat sebuah model dan memilih jenis apartemen keinginan Anda. Aplikasi akan menunjukkan data jika apartemen tersebut masih tersedia atau tidak," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.