Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Perlambatan, Pengembang Perkecil Ukuran Rumah

Kompas.com - 11/02/2014, 13:47 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai antisipasi melambatnya pertumbuhan pasar properti tahun ini, beberapa pengembang mulai menerapkan siasat jitu agar tetap dapat meraup penjualan sekaligus keuntungan.

Siasat tersebut adalah memperkecil ukuran rumah atau properti lainnya dengan patokan harga sama. Dengan cara seperti ini, keuntungan masih bisa didapatkan kendati dengan margin yang lebih kecil.

Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk, Johannes Mardjuki, mengatakan, ketimbang menunda berproduksi, pihaknya memilih opsi untuk melansir produk hunian baru dengan ukuran lebih kecil, namun dengan harga tetap. Sehingga harga yang dipatok akan "terlihat" affordable atau terjangkau, meskipun kalau dihitung per meter persegi justru menjadi lebih mahal.

"Langkah tersebut kami tempuh untuk mengantisipasi perlambatan pertumbuhan properti yang hanya akan mencapai 10 persen dibanding dua tahun terakhir yang bisa mencapai 30-40 persen akibat perlambatan ekonomi makro. Dengan begitu, kami masih bisa berharap pertumbuhan penjualan dan laba positif," ujar Johannes kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2014).

Tahun ini, Summarecon Agung akan meluncurkan 4 klaster baru di Summarecon Serpong. Klaster pertama yang ditawarkan kepada publik adalah Faraday sebanyak 380 unit. Harga jual dipatok mulai dari Rp 1,5 miliar per unit.

"Ukuran rumah di klaster ini kami perkecil dibandingkan ukuran rumah yang kami produksi pada beberapa kuartal terakhir 2013, menjadi hanya 7 m x 15 meter dan 8 m x 15 m. Ukuran rumah tak terlalu besar namun tetap sangat layak huni dengan harga sangat kompetitif," jelas Johannes.

Selain itu, Summarecon Agung juga akan meneruskan pembangunan dua hotel Harris dan Pop di Summarecon Bekasi, hotel Movenpick, di Bali, yang harus sudah beroperasi pada akhir 2015, mulai memasarkan Summarecon Bandung, Jawa Barat, seluas 200 hektar.

Sedangkan proyek lainnya yakni properti komersial di kawasan Slipi, Jakarta Barat, saat ini tengah memasuki finalisasi desain. Proyek ini akan terdiri atas dua tahap pengembangan. Tahap I merupakan gedung hibrid setinggi lebih dari 40 lantai yang menghimpun perkantoran sewa dan hotel bintang 4.

Dari penjualan proyek-proyek tersebut, Summarecon Agung menetapkan target penjualan marketing moderat yakni berada pada level Rp 4 triliun. Jumlah yang hampir serupa dengan realisasi penjualan tahun 2013 yakni Rp 4,2 triliun.

Demikian halnya dengan PT Prioritas Land. Pengembang ini melansir properti multifungsi K2Park dengan harga tak kalah kompetitif. Untuk ukuran studio dijual sekitar Rp 350 juta.

"Dengan harga serendah itu untuk kawasan yang pesat pertumbuhannya dan sangat mahal seperti Gading Serpong, K2Park menjadi pilihan bagi kalangan menengah dengan dana terbatas. Bayangkan, saat ini, harga lahan di Serpong sudah mencapai kisaran Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per meter persegi," ujar Direktur Prioritas Land, Marcellus Chandra.

Marcellus mengatakan, properti di lokasi strategis dengan harga terjangkau, adalah strategi jitu yang dapat mendongkrak penjualan tetap positif. Oleh karena itu, pihaknya tetap berani menargetkan penjualan tahap I dari 4 menara apartemen (2.400 unit) K2Park sebanyak 75 persen sepanjang tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau