Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Besar Pengembang BUMN (Bagian II)

Kompas.com - 30/12/2013, 14:43 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah kondisi makro yang kurang kondusif, para pengembang dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Baik dalam memproduksi properti, juga dalam menyusun dan menerapkan strategi bisnis.

Perum Perumnas, sebagai salah satu pengembang milik Negara, sejak 2013 ini sudah melakukan ekspansi dan lebih mempertajam visi bisnis di sektor properti komersial. Hal tersebut ditempuh guna menciptakan kondisi perusahaan yang lebih sehat dengan daya saing tinggi.

Direktur Pemasaran Perum Perumnas, Muhammad Nawir, mengatakan, pengembangan bisnis properti komersial, terutama di lahan-lahan strategis milik perusahaan, juga ditujukan sebagai upaya menyeimbangkan konstruksi finansial.

"Jika selama ini mengandalkan properti untuk segmen menengah ke bawah dengan margin kurang dari 10 persen, maka tahun ini dan tahun-tahun mendatang, akan lebih banyak lagi dibangun properti komersial untuk segmen menengah atas dengan ekspektasi margin di atas 30 persen," urai Nawir kepada Kompas.com, Senin (30/12/2013).

Untuk mendukung keseimbangkan konstruksi keuangan tersebut, lanjut Nawir, mereka sudah melakukan upaya penjualan surat utang (medium term note) pada tahun ini dengan dana yang bisa diraup sebanyak Rp 300 miliar.

"Meski konservatif, kami sudah menyiapkan langkah antisipatif terkait potensi kelangkaan pendanaan akibat kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan membatasi KPP (Kredit Pembiayaan Properti), berupa penjualan surat utang tersebut yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan properti-properti komersial," tandas Nawir.

Tahun 2014 nanti, selain melanjutkan proyek yang sudah diumumkan kepada publik, Perum Perumnas juga akan merilis empat proyek skala besar. Pertama adalah Sentraland Semarang di bilangan Mangunsarkoro, melalui anak usaha PT Propernas. Di sini, akan terdapat apartemen 220 unit, hotel bintang 4 dengan merek Harris, ruang ritel seluas 15.000 meter persegi yang diisi oleh antara lain Lottemart dan Starbucks. Untuk membangun Sentraland Semarang, dana yang dibutuhkan senilai Rp 300 miliar.

Proyek kedua adalah Sentraland Pontianak. Nawir mengklaim proyek ini merupakan terbesar di Kalimantan Barat karena berada di atas area seluas 9 hektar. Tak main-main, dana yang akan mereka investasikan senilai Rp 500 miliar. Di sini Perum Perumnas akan mengembangkan ruko, hotel bintang tiga, dan pusat belanja seluas 50.000 meter persegi.

Sementara proyek berikutnya adalah Sentraland Surabaya, Jawa Timur, seluas 11 hektar. Lokasinya berada di kawasan Driyorejo yang dilintasi jalur bebas hambatan Surabaya-Mojokerto.

"Saat pembangunan tol tahap I tersebut rampung, Sentraland Surabaya dapat diakses dari exit toll pertama. Proyek ini diproyeksikan menelan dana sekitar Rp 500 miliar. Terdiri atas ruko, hotel bintang 4, perkantoran, apartemen 1.000 unit, dan ruang ritel," tandas Nawir.

Sentraland Cengkareng, Tangerang, merupakan proyek yang mereka lansir secara resmi tahun depan. Sentraland Cengkareng menempati area seluas 5 hektar. Peruntukannya adalah rusunami 1.500 unit, dan ruang ritel. Kebutuhan dana sekitar Rp 600 miliar.

Selain empat proyek komersial tersebut, Perum Perumnas juga akan membangun perumahan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) lainnya di 110 lokasi yang termasuk dalam 58 cabang Perum Perumnas di seluruh Indonesia. Rumah Sederhana yang akan dibangun sebanyak 12.000 unit.

Nawir optimistis, dengan tetap aktif memproduksi proyek baru, komersial dan menengah bawah, Perum Perumnas dapat mencetak target pendapatan 2014 sebsar Rp 1,5 triliun. "Tahun ini kami mampu merealisasikan target Rp 1,2 triliun," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com