Selain untuk para lajang, pemerintah setempat, melalui Kementerian Pembangunan Nasional juga terus mendorong pembangunan hunian untuk warga negara lanjut usia.
Sementara bagi keluarga, pemerintah akan mulai mengurangi pasokan tiga kamar, empat kamar dan lima kamar flat.
Menteri Pembangunan Nasional Khaw Boon Wan, mengatakan, kebijakan tersebut dibuat sebagai bagian dari langkah-langkah pendinginan. Terbukti, saat ini, pasar perumahan mulai stabil. Dengan skema cash over valuation (COVs), hunian yang dijual kembali di pasar sekunder mulai berkurang dan mencapai titik terendah saat ini. Hal tersebut sangat positif, baik untuk pembeli pertama atau pun pembeli kedua."Kami juga menganalisis permintaan untuk flat dengan skema build to order (BTO). Hal ini tidak seragam, bervariasi dari dua kamar sampai lima kamar flat . Perbedaannya yang paling mencolok adalah antara calon pembeli (pelamar) keluarga dan lajang," kata Khaw.Seiring dengan skema perumahan baru ini, tingkat pengajuan kepemilikan rumah untuk lajang sangat tinggi. Saat peluncuran BTO perdana, terdapat 58 aplikasi, namun turun menjadi 27 pada November lalu.Meski demikian, secara umum, program ini telah mereduksi banyak backlog (kekurangan) hunian yang dibutuhkan calon pembeli keluarga.
Tingkat aplikasi pertama mereka turun terus dari 2,4 pada Januari menjadi 1,3 pada November lalu.