Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Beli Meningkat, Peritel Thailand Ekspansi di Indonesia

Kompas.com - 11/12/2013, 18:31 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dengan populasi kelas menengah 45 juta orang, betul-betul menjadi ladang subur buat para peritel asing mengembangkan sayap bisnisnya. Setelah Parkson asal Malaysia, Lotte (Korea Selatan), Debenhams (Inggris), Sogo serta Seibu (Jepang) dan beberapa nama popular asal mancanegara lainnya, kini giliran Thailand.

Negeri gajah putih ini sukses menaklukkan salah satu pengembang sekaligus pemilik pusat belanja di Jakarta untuk mengalokasikan ruang ritelnya melalui peritel Central. Central Department Store dibawa ke Indonesia oleh PT Central Retail Indonesia.

Central Department Store, seperti dalam siaran pers yang dikirim kepada Kompas.com, Rabu (11/12/2013), akan menempati area seluas 18.200 meter persegi di Neo SOHO di Podomoro City, Jakarta Barat. Ini merupakan gerai terbesar kedua bagi Central setelah yang pertama di pusat belanja Grand Indonesia Shopping Town. Di sini mereka mendapat alokasi ruang seluas 20.000 meter persegi.

Adapun, penandatanganan kerjasama antara PT Central Retail Indonesia dan PT Agung Podomoro Land Tbk dilakukan pada 25 November 2013 lalu.

Menurut Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, peritel asing tertarik masuk karena pertambahan jumlah kelas menengah yang diimbangi dengan peningkatan daya beli (custommer spending). Dengan pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) 5-6% adalah daya tarik yang menjanjikan.

"Peritel asing, antara lain yang berasal dari regional Asia dan Eropa, masih menganggap Indonesia sebagai pasar potensial untuk digarap. Terutama segmen pasar menengah yang makin tumbuh, jauh melebihi jumlah kelas menengah di negara Asia Tenggara lainnya," ujar Arief kepada Kompas.com, Senin (21/10/2013).

Sementara Chief Executive Officer (CEO) AEON Mall, Soichi Okazaki, mengatakan, ada tiga hal yang membuat perusahaan ritel seperti mereka tertarik masuk Indonesia. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam beberapa tahun terakhir rerata 6%.

"Pertumbuhan domestik bruto Jakarta terus stabil. Perkembangan infrastruktur yang ada juga memacu pertumbuhan bisnis," ujarnya.

Kedua, berkembangnya jumlah masyarakat kelas menengah di Jakarta. Tahun 2010 tercatat sebanyak 35%, dan akan menjadi 51% tahun 2020. "Kelas menengah di Jakarta itu sesuai dengan segmen pasar kami," tandasnya.

Ketiga, pertumbuhan populasi keluarga muda di Jakarta juga kian banyak. Penduduk Jakarta yang berusia 20-39 tahun tercatat sebanyak 31%.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com