Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciputra dan Legiun Veteran Bantah Tudingan Ahok

Kompas.com - 11/12/2013, 12:03 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ciputra Group menegaskan, pihaknya tidak menggunakan jalur umum (ruang publik) untuk kepentingan akses menuju propertinya, yakni Mal Ciputra dan Hotel Ciputra di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Bantahan itu disampaikan langsung oleh Direktur Ciputra Group Sugwantono Tanto kepada Kompas.com, Rabu (11/12/2013).

Sugwantono mengklaim, lahan yang mereka fungsikan sebagai akses menuju Mal Ciputra dan Hotel Ciputra masih merupakan bagian dari lahan mereka seluas total 4,2 hektar.

"Kami membangun akses masuk sebagai bagian dari pengembangan lahan Mal dan Hotel Ciputra, sebelum Jalan S Parman ada. Akses masuk tersebut dipagari dua lapis. Satu untuk bagian dalam dan lainnya untuk bagian luar. Demikian juga dengan pos pemeriksaan kendaraan, sepenuhnya berada di atas lahan yang kami miliki," kata Sugwantono.

Seluruh fasilitas pendukung tersebut, lanjut Sugwantono, disediakan sebagai layanan kenyamanan bagi pengunjung dan sudah mendapat persetujuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Namun, terkait rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang akan melakukan pelebaran dan peninggian Jalan S Parman mulai dari Taman Anggrek hingga perempatan Grogol, sebagai upaya mengurai kemacetan, Sugwantono mendukung sepenuhnya hal itu.

"Kami sudah melakukan pembongkaran pagar lapis pertama di bagian luar sebagai bentuk dukungan Ciputra Group terhadap rencana Pemprov DKI memperluas infrastruktur demi mengurai kemacetan. Kesepakatan ini sudah kami sampaikan saat sejumlah pengelola properti komersial (mal dan hotel) bertemu dengan Wakil Gubernur Ahok 3 bulan lalu," imbuh Sugwantono.

Sementara itu, melalui siaran pers ke Kompas.com, Rabu siang, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), berbicara atas nama Lippo Group sebagai pemilik Plaza Semanggi, memberikan alternatif solusi kepada Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan kemacetan di depan pintu masuk Gedung Veteran RI dari arah jembatan semanggi. Alternatif solusi tersebut telah disampaikan oleh LVRI kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta melalui surat resmi pada Senin, 2 Desember 2013.

Ketua Yayasan Gedung Veteran Republik Indonesia Danendra mengatakan, Legiun Veteran telah mengajukan usulan akses alternatif menuju Gedung Veteran RI kepada Pemprov DKI Jakarta dengan membuat jalan baru atau tambahan pada "Kupingan" Semanggi. Jalan tambahan itu akan membantu mengurai kemacetan di depan pintu masuk Gedung Veteran RI yang juga merupakan pintu masuk Plaza Semanggi. Akses kupingan ini juga akan menjadi alternatif bagi warga masyarakat yang beraktivitas di sekitar Semanggi.

Permasalahan kemacetan di depan pintu masuk Gedung Veteran RI dari arah Jembatan Semanggi sebenarnya sudah pernah dibicarakan melalui banyak pertemuan dengan Pemprov DKI Jakarta serta pihak-pihak terkait lainnya. LVRI sebenarnya telah mengusulkan adanya kupingan di Semanggi tersebut sejak awal tahun ini. Namun, hingga saat ini belum ada penyelesaian yang tuntas.

Menurut Danendra, LVRI akan dengan senang hati menutup akses pintu masuk Gedung Veteran dari arah Jembatan Semanggi apabila jalan alternatif yang diusulkan sudah diselesaikan terlebih dahulu.

Seperti diketahui, Plaza Semanggi, dan Mal Ciputra merupakan salah dua dari sekian properti komersial yang dituding sebagai biang kemacetan Ibukota Jakarta. Jika imbauan Pemprov DKI Jakarta agar pengelola properti akses masuk yang memakan ruang publik tidak digubris, itu akan ditindak tegas.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan hal itu. Menurutnya, sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, tidak ada toleransi bagi penyebab kemacetan. "Kalau ada mal dan gedung yang bandel, tentu cari celah untuk melawan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (4/12/2013).

Lebih lanjut, Basuki mengungkapkan, Pemprov DKI telah memiliki data gedung mana saja yang menyebabkan kemacetan dan telah menggunakan jalur umum. Ia kemudian menyebutkan beberapa hotel yang telah menggunakan jalur umum untuk kepentingan hotel, seperti Hotel Aryaduta Tugu Tani dan Hotel Shangri-la. Jalur umum itu digunakan pihak hotel sebagai area pemeriksaan kendaraan yang ditutup dengan kanopi.

Sementara itu, pusat perbelanjaan atau mal yang juga menggunakan jalur umum, lanjut dia, adalah Mal Ciputra atau Citraland Grogol dan Mal Taman Anggrek.

"Kita bertahap untuk melakukan rekayasa lalu lintas atau pembongkaran jalur umum yang sudah mereka alih fungsikan itu," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau