Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduh... Benarkah Konsep Ruang Terbuka Ide Buruk?

Kompas.com - 27/11/2013, 10:37 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Konsep ruang terbuka atau open plan yang kini banyak digunakan di kantor-kantor di ibukota memang istimewa. Menurut Archdaily.com, konsep tersebut bahkan telah merevolusi dunia arsitektur.

Konsep ruang terbuka mampu memberikan kesempatan masuknya cahaya dalam jumlah besar, pemanfaatan ruang semaksimal mungkin, serta mendorong kolaborasi antar pekerja tanpa cara rumit. Selain itu, konsep ini mampu menekan biaya pembangunan karena banyak orang bisa "dipadatkan" dalam satu ruangan.

www.archdaily.com Untuk kemudahan komunikasi pun kantor berkonsep terbuka sedikit buruk. Bagi sebagian kantor, konsep ini gagal mengimbangi penurunan dampak negatif dari kebisingan dan kurangnya privasi.
Namun demikian, ada kemungkinan konsep tersebut juga menyimpan sisi buruk. Sebuah laporan dari penelitian yang dilakukan oleh Jungsoo Kim dan Richard de Dear menyatakan bahwa konsep ruang terbuka juga menyertakan konsekuensi serius. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Environmental Psychology itu menyebutkan, kurangnya "privasi" suara mampu menghasilkan kerusakan kolateral serius. Bahkan, konsep ini pun tidak menghasilkan peningkatan kolaborasi antar karyawan seperti yang "dijanjikan" sebelumnya.

Menurut de Dear, kurangnya ruang pribadi, suara bising, dan kemungkinan meja kita ikut berantakan karena rekan kerja di samping tidak sebanding dengan kurangnya "privasi" suara. Kurangnya "privasi" suara atau mudahnya mendengar percakapan orang lain merupakan unsur paling mengganggu dibandingkan efek buruk lain konsep ruang terbuka ini. Para pekerja yang mengetahui bahwa rekan kerjanya mampu mendengar setiap pembicaraan telepon mampu membuat mereka tertekan, bahkan frustasi.

The Guardian juga mengutip hasil penelitian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian mereka terungkap, konsep ruang terbuka secara kategoris berkontradiksi dengan kepercayaan yang diterima dunia industri bahwa tata letak berkonsep terbuka mampu meningkatkan komunikasi antar karyawan dan meningkatkan jumlah tampungan pekerja serta kepuasan kinerja.

Bahkan, untuk kemudahan komunikasi pun kantor berkonsep terbuka sedikit buruk. Bagi sebagian kantor, konsep ini gagal mengimbangi penurunan dampak negatif dari kebisingan dan kurangnya privasi.

Hasil penelitian tersebut tampaknya sejalan dengan hasil laporan yang sudah dipublikasikan sebelumnya dari Gensler. Hal itu seperti dipaparkan KOMPAS.com pada artikel Survei Terbaru: Di Kantor Berkonsep Modern, Kinerja Justru Menurun!.

Namun, Archdaily.com menggarisbawahi adanya satu kekurangan penelitian yang dilakukan oleh Kim dan de Dear. Penelitian ini tidak mengikutsertakan kantor yang memiliki konsep ruang-ruang "hybrid".

Kantor-kantor tersebut memiliki ruang-ruang khusus di mana para pekerja dapat bekerja bersama-sama dan bekerja secara pribadi tanpa gangguan orang lain. Kantor seperti ini bisa jadi menjadi "model" terbaru yang bisa dicontoh. Pasalnya, kantor "hybrid" tersebut membuat pekerja dapat memilih lingkungan terbuka atau pribadi untuk mengerjakan tugas tertentu.

Nah, bagaimana pendapat Anda?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau