Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Ulangi Lima Kesalahan Ini!

Kompas.com - 13/11/2013, 13:46 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Tidak semua "aturan" desain harus Anda patuhi. Setidaknya, begitulah menurut kontributor Huffington Post, Jessica Cumberbatch Anderson. Namun, dari sekian banyak warna yang bisa Anda pilih, terkadang pilihan terbaik adalah mengikuti aturan.

Terlalu banyak warna, terlalu banyak interpretasi, dan terlalu banyak pilihan bisa menjebak pemula seperti Anda. Untuk mengatasi hal ini, desainer kawakan penerima penghargaan Tobi Fairley punya jalan keluar. Fairley, yang punya acara pelatihan desain lewat creativeLIVE.com, menjabarkan berbagai jalan keluar kesalahan memilih warna cat berikut ini.

 
Kesalahan pertama yang umum dilakukan oleh para pemilik rumah adalah memilih warna cat lebih dulu ketimbang berbagai perabot di dalam rumah. "Warna cat adalah hal terakhir yang saya pilih, karena saya ingin menunggu dan melihat apa saja bahan dan elemen di dalam ruangan tersebut. Jika Anda memilih warna cat terlebih dahulu, Anda bisa memojokkan diri sendiri karena sulit menemukan barang yang sesuai degannya," ujar Fairley.
 
Lantas, apa yang bisa Anda lakukan? Anda bisa merencanakan dahulu ruangan sebelum memilih cat yang nantinya akan memperkuat berbagai hal di dalam ruangan tersebut. Anda bisa mengambil inspirasi dari kain, bantal aksen, atau corak pada kursi untuk memilih warna cat. 
 
Kesalahan kedua adalah memilih warna yang terlalu terang atau sebaliknya terlalu gelap. Fairley mencontohkan warna biru kobalt yang kini sedang tren. Warna tersebut, menurutnya, cocok digunakan pada lampu keramik karena memiliki kemilau menarik. Sayangnya, warna biru kobalt akan memiliki efek berbeda ketika Anda menggunakannya di dinding. Warnanya akan menjadi sangat kuat. Warna abu-abu atau hitam di dalamnya akan bekerja lebih baik ketimbang warna terang dan kuat.
 
Jika saat ini Anda telanjur mewarnai dinding rumah dengan warna terang dan mencolok, bisa memperbaikinya dengan cara menggunakan furnitur berwarna lebih netral. Anda juga bisa memilih warna putih untuk furnitur tersebut. Anda perlu menentukan titik fokal di ruangan tersebut. Jika memilih dinding sebagai titik fokal ruangan, maka furnitur di dalamnya seharusnya menunjang warna dinding, bukan "melawannya".
 
Kesalahan ketiga yang umum terjadi adalah pemilik rumah tidak memandang rumahnya sebagai satu kesatuan. Meski rumah hanya sebuah apartemen berukuran kecil, melakukan transisi warna untuk satu ruangan ke ruangan lain bisa penuh risiko. Bukannya memberikan karakter, mewarnai setiap ruangan dengan warna terang dan mencolok malah membuat rumah tidak terasa "mengalir". Menurut Fairley, untuk menyelesaikan masalah ini, gunakan hal lain selain cat dinding. 
 
Fairley menyebut kesalahan keempat yang biasa dilakukan oleh pemilik rumah dengan "kehilangan pandangan dari tujuan emosional". "Saya dengar orang-orang mengatakan hal-hal seperti, 'Warna kesukaan saya merah, saya akan menempatkan warna tersebut di kamar tidur saya,' namun apa yang sebenarnya mereka inginkan adalah ruang yang menenangkan dan damai, jadi ada ketidaksambungan antara memilih warna dan tujuan ruangan tersebut," ujar Fairley.
 
Menurut sang desainer, seharusnya Anda konsisten pada tujuan ruangan tersebut. Misalnya, jika ingin ketenangan dan kedamaian di dalam ruangan, maka sebaiknya Anda melihat warna-warna yang terkesan dingin di roda warna. Biru dan hijau bisa menjadi jawaban. Sementara, jika Anda ingin ruangan tersebut terasa hangat dan bersemangat, gunakan warna lebih hangat seperti kuning atau oranye.
 
Kesalahan terakhir, menurut Fairley, adalah mengabaikan tren. "Meski saya dikenal suka menggunakan warna-warna terang, tren sekarang sudah kembali ke warna lebih lembut, lebih bisu dan banyak warna hitam dengan aksen metalik," ujar Fairley. Ketika Anda melihat tren saat ini mampu mendukung karakter rumah atau ruangan, tidak ada salahnya mengikuti tren tersebut. Lagipula, ketika sedang tren, berbagai pasokan warna atau material pun sangat berlimpah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com