Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjawab Mitos Seputar Warna Desain

Kompas.com - 06/11/2013, 19:32 WIB
Tabita Diela,
M Latief

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Mendesain interior pada sebuah ruangan bukanlah ilmu pasti. Meski ada perhitungan untuk mengukur komposisi dan jarak yang nyaman, namun kegiatan mendesain sangat mengandalkan selera dan pengalaman.

Toh, dalam mendesain, kita tentu sering mendengar "peraturan-peraturan" seperti jangan menggunakan terlalu banyak warna atau justru jangan menggunakan terlalu banyak warna krem untuk menghindarkan kesan membosankan. Benarkah peraturan ini harus diaplikasikan dalam mendesain?

Kontributor Freshome.com Ronique Gibson mengungkapkan beberapa mitos yang sudah "telanjur" beredar di masyarakat seputar kegiatan mendesain. Mitos pertama adalah Anda perlu mengecat plafon dengan warna putih untuk "membuka" ruangan dan membuatnya terasa luas.

Menurut Gibson, putih memang mampu merefleksikan cahaya lebih baik dari warna lain dalam spektrum warna. Namun, tidak berarti Anda hanya boleh menggunakan warna putih untuk plafon Anda. Kenyataannya, menggunakan warna lain selain warna putih pada plafon Anda mampu "menarik" mata ke atas dan membuat ruangan terasa dan tampak lebih besar.

Mitos kedua dalam mendesain adalah jika Anda menggunakan warna gelap dalam satu ruangan, ruangan tersebut akan terasa sendu. Gibson mengingatkan Anda bahwa "aturan" warna berdasarkan pada pencahayaan dan seberapa banyak cahaya alami dapat masuk ke ruangan tersebut.

Memang, warna-warna gelap, ketika digunakan di ruangan berukuran kecil, dengan sedikit sekali cahaya alami dapat membuat "efek goa". Untuk mengoreksi hal ini, cobalah menggunakan warna gelap hanya pada ruangan yang memiliki banyak jendela. Selain itu, gunakan warna-warna yang lebih terang pada lis ruangan, furnitur, dan material lantai untuk mengimbangi warna gelap pada dinding.

Mitos ketiga adalah menggunakan warna pastel mampu membuat ruangan Anda tampak feminin. Padahal, warna pastel bisa menjadi pelengkap ideal bagi warna-warna yang lebih tua. Cara ini mampu menciptakan ruangan yang luar biasa. Gunakan warna pastel kesukaan Anda pada beberapa furnitur kunci dalam ruangan tersebut. Kemudian, gunakan nuansa warna lebih tua dari warna yang sudah Anda pilih tersebut untuk bagian lain dalam ruangan.

Mitos keempat justru sebaliknya. Kini, kita membicarakan warna putih yang katanya mampu membuat ruangan terasa lebih luas. Selain lebih luas, penggunaan warna putih di dapur disinyalir membuat dapur tersebut membosankan. Padahal, warna putih tetap mampu membuat dapur tampak menarik.

Anda bisa menggunakan beberapa "lapis" nuansa warna putih di ruang tersebut. Misalnya, gunakan juga warna krem, untuk beberapa bagian dinding. Selain itu, lengkapi juga dapur dengan lantai kayu, peralatan besi nirkarat (stainless steel) dan bahan-bahan nyaman untuk kursi di daerah dapur Anda.

Mitos kelima, setiap ruangan di dalam rumah Anda harus memiliki warna berbeda. Hati-hati, mitos ini mampu membuat rumah Anda seperti sirkus. Sebenarnya, tidak perlu sedramatis ini dalam memilih warna untuk masing-masing ruang dalam rumah Anda. Jika mungkin, gunakan warna-warna berbeda, tetapi tetap dalam satu nuansa yang sama agar rumah Anda terasa mengalir.

Cobalah membuka diri Anda pada saran dari para ahli dekor. Namun, sebagai pemilik rumah, Anda juga punya suara. Setiap tips dan "aturan" tentu berangkat dari pengalaman. Cari alasan di balik "aturan-aturan" sebelum Anda dengan pasif patuh pada aturan tersebut.

Selamat mendekor!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com