Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Sengketa Tata Ruang Bakal Meningkat!

Kompas.com - 26/10/2013, 15:24 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sengketa tata ruang yang terjadi di wilayah hukum provinsi DKI Jakarta per September 2013 tak sampai 10 kasus. Pelaporan kasus sengketa ini terjadi sekitar Agustus-September. Trennya akan terus meningkat seiring dengan banyaknya laporan yang masuk ke meja Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta.

Ketua Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta, Yulianto Widirahardjo, mengungkapkan hal tersebut dalam seminar bertajuk Hak Indormasi Publik Dalam Perencanaan Kebijakan Pembenahan Lingkungan Permukiman, Jumat (25/10/2013), di Program Pascasarjana Fakultas Tekni UI, Salemba, Jakarta Pusat.

Menurut Yulianto, sepuluh kasus tersebut sebagian besar terkait dengan bangunan, di mana bangunan rumah atau gedung milik warga terkena penertiban atau dibongkar yang dilakukan oleh Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) karena menyalahi peraturan dan atau terkena pembangunan fasilitas publik. Yang terakhir kerap terjadi seiring getolnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah fasilitas publik berupa ruang terbuka hijau (RTH).

"Kasus sengketa tata ruang ini menunjukkan tren meningkat dalam beberapa bulan ke depan. terutama jenis kasus pertanahan akibat konversi tata ruang. Saat ini laporan masyarakat yang masuk ke KI sangat gencar. Kasus terbesar datang dari Jakarta Barat. Kami masih memroses kelengkapannya dan memverifikasi akurasi datanya sehingga menjadi laporan yang utuh," ungkap Yulianto.

Sejak lembaga Komisi Informasi ini berdiri pada 2012, mereka telah menerima 20 kasus sengketa tata ruang pada tahun yang sama. Jenisnya adalah pembongkaran bangunan, konversi tata ruang dan lain sebagainya. Dari sejumlah kasus tersebut, terbesar adalah "Kasus Paseban" di Senen, Jakarta Pusat. Kasus ini sampai masuk dalam tahap yudikasi dengan hasil akhir pihak Kelurahan Paseban harus melakukan mutasi nama yang tertera dalam akta tanah maupun Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) warga yang terlibat kasus.

"Sisa kasus lainnya hanya sampai mediasi. Nah, dengan kecenderungan peningkatan kasus tata ruang, harus ada satu solusi yang bijak. Penanganannya harus adil dan tuntas," ujarnya.

Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Sarwo Handayani, menanggapi kasus sengketa tata ruang ini sebagai dinamika dan konsekuensi dari pembangunan kota.

"Jakarta magnet bagi penduduk Indonesia. Perubahan dan pembangunannya belum selesai dan akan terus berlanjut. Separuh ruangnya diisi permukiman. Dengan lahan terbatas, pertumbuhan kawasan menjadi tidak teratur. Di beberapa tempat terbangun dengan kualitas baik, namun di beberapa tempat lainnya terjadi penurunan kualitas lingkungan. Dengan begitu, sengketa mungkin terjadi dan tidak terelakkan. Namun, kami selalu transparan dalam memberikan informasi kepada publik terkait kebijakan tata ruang," ujar Sarwo.

Pemprov DKI Jakarta, lanjut Sarwo, tengah bekerja melaksanakan amanat UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Mengacu pada undang-undang itu, DKI Jakarta harus memiliki RTH sebesar 30 persen dari luas wilayahnya. Oleh karena itu, sengketa tata ruang akan selalu muncul karena akibat dari implementasi kebijakan ini.

"Kami mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun guna memroduksi lebih banyak lagi RTH di ibukota ini. Yang ada sekarang masih sekitar 14 persen. Bisa jadi, jika peruntukan wilaya A, misalnya merupakan zona kuning (perumaha), diubah menjadi zona hijau, karena penurunan kualitas lingkungan. Sebaliknya, zona kuning bisa berubah menjadi merah. Semua kebijakan terkait tata ruang ini sudah kami informasikan kepada publik melalui situs resmi kami," jelas Sarwo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Dompu: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Dompu: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mengapa Setelah Dipel Lantai Rumah Justru Terasa Lengket?

Mengapa Setelah Dipel Lantai Rumah Justru Terasa Lengket?

Interior
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumbawa Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumbawa Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Jubir PUPR Tegaskan Sudah Diuji Sesuai Prosedur

Mutu Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Jubir PUPR Tegaskan Sudah Diuji Sesuai Prosedur

Berita
Basuki Usulkan Dua Tol Didanai Bank Investasi Infrastruktur Asia

Basuki Usulkan Dua Tol Didanai Bank Investasi Infrastruktur Asia

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com