Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hore... "Istana Melayang" Hadir di Tangerang!

Kompas.com - 24/09/2013, 10:05 WIB
Latief

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Dibangun oleh Froggy Edutography, keunikan bangunan berwarna putih ini dibuat bergaya "istana melayang" dan mendapatkan penghargaan dari Record Holders Republic, Inggris, yaitu sebagai floating castle with The Highest Suspended Glass in The World.

Selain penghargaan dari luar negeri, bangunan ini juga mendapat penghargaan dan tercatat sebagai floating castle pertama di dunia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Karena memang, bangunan ini menggunakan 66 lembar kaca setinggi 10,8 meter. Tanpa sambungan dengan lebar 1,9 meter, ketebalannya mencapai 19 milimeter yang dipasang menggunakan teknik suspended (digantung).

Fernando Iskandar, penggagas istana melayang ini menuturkan, untuk memperkuat konsep melayang pada siang hari, pihaknya menggunakan teori optical illusion, yaitu membungkus bangunan utamanya dengan kaca cermin. Dengan begitu, rupa bangunan utama itu terkesan menghilang.

Sementara untuk memperkuat konsep melayang pada malam hari, lanjut Fernando, ia menggunakan special lighting yang difokuskan pada bangunan utama. Hal ini dilakukan agar bangunan setinggi 58 meter itu terkesan melayang setinggi 10 m di udara.

"Untuk memberikan rasa Indonesia-nya, kami memperkaya ciri bangunan ini dengan ornamen Batik Kawung," ujar Fernando kepada Kompas.com, Senin (23/9/2013) sore.

Fernando mengungkapkan, istana melayang tersebut dibangun melalui program Edutography Goal Setting. Konsep desainnya terinspirasi dari dongeng Jack and The Beanstalk (Jack dan Pohon Kacang), yang menceritakan seorang anak menemukan istana melayang di atas awan setelah memanjat pohon kacang yang merambat.

"Istana itu kan representasi dari sebuah fantasi atau impian. Sebagai calon-calon pemimpin di masa depan, anak-anak di istana ini kami ajak bermimpi dan menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Karena istana melayang merupakan representasi dari Dare to Dream & Break The Limit atau berani bermimpi dan mendobrak batasan," ujar Fernando.

Fernando mengatakan, berdasarkan sebuah survei di tanah air, disimpulkan bahwa 87 persen anak-anak SMA di Indonesia bingung menentukan cita-citanya. Hanya 3 persen di antara pelajaran sekolah, kuliah, dan bekerja yang sejalan dengan cita-cita mereka.

"Karena itulah kami punya mimpi membangun ini, yaitu mengajak anak-anak sejak dini bermimpi dan bercita-cita sesuai kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing anak. Kami  juga ingin membuat road map agar anak-anak lebih mudah dan terstruktur menggapai impiannya," katanya.

Pada akhir program di istana melayang ini, anak-anak tersebut akan mendeklarasikan cita-citanya di hadapan orangtua dan teman-temannya sesuai dengan dream card atau Kartu impian) yang mereka buat sendiri. Alhasil, kata Fernando, anak-anak bukan hanya mengeksplorasi bakat dan minatnya, melainkan juga melabuhkan cita-citanya yang dipahami dan didukung orangtuanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com