Meddy mengungkapkan, para pengunjung situsnya justru mencari rumah di daerah Bintaro, BSD, Cibubur, Harapan Indah, dan Gading Serpong. Namun, ia tidak memungkiri bahwa Kota Depok masih termasuk dalam sepuluh besar lokasi sekitar Jakarta yang dicari pengunjung situs.
Berbeda dengan data yang dipaparkan Meddy, seorang broker dan pengembang perseorangan di Depok, Yudi, mengaku bahwa beberapa area di Depok tidak hanya banyak dicari oleh pelanggannya, tetapi juga ideal untuk ditempati, terlebih bagi pasangan muda.
"Tinggal di Depok enak. Udaranya masih bagus, air bagus, tidak banjir. Depok masih banyak sawah," ujar Yudi.
Namun, ditanyakan mengenai kemungkinan area Depok mengalami masalah banjir di masa depan lantaran sistem drainase yang tidak direncanakan dengan baik, Yudi enggan memberikan pendapatnya.
Kuantitas tak melambangkan kualitas
Tidak mudah menilai cocok-tidaknya sebuah kota bagi pasangan muda. Namun, berdasarkan pantauan KOMPAS.com, Sabtu (21/9/2013) siang di ruas Jalan Margonda Raya, kota ini memang memiliki banyak keluarga muda. Pada tengah hari, hampir setiap menit ada satu keluarga muda yang masuk ke pusat belanja seperti Margo City dan Depok Town Square.
Namun, jika indikatornya terdiri dari ketersediaan hunian dan fasilitas pendukung seperti transportasi umum, sekolah, rumah sakit, kantor administrasi, pusat jajanan, dan pusat perbelanjaan, tampak dengan jelas bahwa semua fasilitas tersebut memang ada. Hanya saja, semua itu terpusat di lokasi-lokasi tertentu, terutama di Jalan Margonda Raya tersebut.
Setidaknya, pernyataan Yudi bahwa Depok merupakan "surga" bagi pasangan muda memiliki salah satu indikator konkret. Menurut pengakuan Yudi, saat ini Depok menyediakan ratusan rumah-rumah mungil baru bertipe 36/90. Rumah semacam ini cocok bagi keluarga baru, yang baru menikah atau hanya memiliki satu anak.
"Harganya antara Rp 400 juta sampai Rp 500 juta untuk rumah-rumah 36/90. Kalau mau yang dua lantai, harganya sekitar Rp 800 juta sampai Rp 900 juta. Tapi, tanahnya juga hanya 90 m2. Rumahnya saja yang tingkat," ujarnya.
Menurut Yudi, rumah-rumah ini umumnya berada di lokasi yang banyak dicari konsumen properti Depok, antara lain Beji, Kukusan, Kelapa Dua, dan Depok Dua. Selain mencari rumah di permukiman, para keluarga baru ini pun bisa memilih tinggal di apartemen atau perumahan-perumahan baru yang hampir selalu tersedia di Depok.
Memang, apartemen yang ada di jalur Margonda Raya umumnya sudah habis terjual. Namun, apartemen seperti Park View Condominium masih memberikan kesempatan berupa pembelian dari pemilik pertama. Tentu, harganya jadi melambung tinggi.
Sales Park View Condominium, Hendrik, mengungkapkan bahwa unit apartemen Park View sudah habis terjual. Namun, masih ada kesempatan lantaran beberapa pembeli mengaku akan segera menjual rumahnya karena membutuhkan uang.
Untuk membeli apartemen dari pemilik pertama, harganya tentu akan naik. Dari harga awal sekitar Rp 300 jutaan, kini harganya bisa mencapai Rp 450 jutaan untuk ukuran studio.
Bagi pasangan muda yang lebih tertarik tinggal dalam rumah landed, persedian hunian juga masih ada di Grand Depok City, tepatnya di Cluster Acacia. Di klaster tersebut terdapat tipe 38/90, 45/90, 60/144, dan 68/120. Harganya berkisar antara Rp 700 jutaan hingga Rp 1 miliar.
Nah, apa benar Depok "surga" bagi pasangan keluarga muda? Agaknya lebih tepat jika warga Depok sendiri yang menjawabnya. Anda tertarik menjadi warga Depok dan membuktikannya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.