Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megaproyek Jembatan Selat Sunda Masih Kontroversial

Kompas.com - 05/09/2013, 15:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik tersebut terungkap saat pakar konstruksi Wiratman Wangsadinata mempresentasikan sejarah panjang jembatan ultra panjang 25 kilometer dengan bentang 2.200 meter itu pada Simposium Nasional Arsitektur Jembatan Selat Sunda di Jakarta, Kamis (5/9/2013). Dia mengatakan, polemik tersebut mulai timbul pada Maret 2012 dan tak juga berujung sampai sekarang.

"Polemik terjadi saat pihak asing secara agresif ingin menguasai dan mengambil kendali sepenuhnya atas pembangunan Jembatan Selat Sunda ini. Agresifitas asing termasuk dalam hal studi kelayakan, perancangan baik itu pra desain dan desain, hingga pelaksanaan pembangunannya," kata Wiratman.

Pendiri dan Direktur Utama Wiratman & Associate tersebut menegaskan, pihak asing harus berada di bawah kendali kepemimpinan Nasional. Ia menggaris bawahi hal ini sebagai sesuatu yang penting diperhatikan.

"Kita harus merealisasikan visi bangsa ke depan. Kita yang memimpin, mengendalikan dan mengarahkan studi kelayakan dan pelaksanaan pembangunan," ujarnya.

Selain masalah teknis studi kelayakan dan perancangan, masalah berikutnya adalah pembiayaan, baik biaya pembangunan maupun studi kelayakan. Menurut Wiratman, khusus biaya studi kelayakan sebesar Rp 1 triliun, bisa dialokasikan dari APBN. Oleh Karena itu, pemerintah harus masuk dalam konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) selaku pemrakarsa proyek. GBLS merupakan konsorsium yang terdiri atas Pemerintah Daerah Banten-Lampung dan Artha Graha Network melalui PT Bangungraha Sejahtera Mulia serta Wiratman & Associate.

Seperti pernah diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Pekerjaan Umum RI, Hermanto Dardak pernah mengungkapkan, jembatan seperti JSS ada di China, di Jepang, serta New York dan Italia. Bahkan, jembatan di Italia sudah 20 tahun ini masih berupa rencana dan belum terbangun. Tak syak, pembangunan JSS membutuhkan rencana sangat matang dengan anggaran tidak sedikit untuk benar-benar diperhitungkan.

Boleh jadi, studi tentang rencana Jembatan Selat Sunda pada simposium nanti bisa menjadi pengetahuan bagi seluruh arsitek serta insinyur tak hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia. Karena, kehadiran proyek ini memiliki keunikan dan ciri khasnya sendiri, yaitu gunung Anak Krakatau yang tersohor di dunia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau