Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Sukses Ciptakan Rekayasa Ekosistem Global

Kompas.com - 31/08/2013, 10:28 WIB
Tabita Diela

Penulis

www.designboom.com Kompleks ekologi buatan ini merupakan inisiasi pemerintah Korea Selatan untuk melindungi lingkungan eksisting yang ada di wilayah tersebut dan sekaligus menciptakan fasilitas penelitian khusus.
www.designboom.com Fasilitas ini mencoba merekayasa dan mereproduksi ekosistem global dalam lima kubah. Kubah-kubah dibuat dengan konsep
www.designboom.com Lima kubah dengan material kaca dijejerkan membentuk lengkungan. Masing-masing memiliki iklimnya sendiri, mulai dari iklim tropis hingga kutub.
www.designboom.com Tidak hanya fitur laboratorium
www.designboom.com Ekorium dibuat dengan kaidah-kaidah bangunan ramah lingkungan. Perencanaan fasilitas ini secara khusus dirancang agar berkelanjutan.
KOMPAS.com — Perusahaan arsitektur internasional S.A.M.O.O. baru saja merampungkan ekorium milik Institut Ekologi Nasional di Korea Selatan. Kompleks ekologi buatan ini merupakan inisiasi Pemerintah Korea Selatan untuk melindungi lingkungan eksisting yang ada di wilayah tersebut dan sekaligus menciptakan fasilitas penelitian khusus.

Fasilitas ini berada di Seocheon, sebuah lokasi yang semula diperuntukkan bagi kegiatan industrial. Kerja sama antara S.A.M.O.O. dan Grimshaw Architects menghasilkan pembangunan lima rumah kaca yang masing-masing memiliki zona iklim tersendiri.

Ekorium ini berhasil merekayasa dan mereproduksi ekosistem global dalam lima kubah. Kubah-kubah dibuat dengan konsep "Odyssey Alam" yang memungkinkan lingkungan di dalamnya berinteraksi seperti dalam habitat aslinya, tetapi bisa disaksikan langsung oleh pengunjung.

Lima kubah dengan material kaca dijejerkan membentuk lengkungan. Masing-masing memiliki iklimnya sendiri, mulai dari iklim tropis hingga kutub. Tidak hanya fitur laboratorium "hidup", kompleks besar ini juga memiliki lobby megah yang menuntun pengunjung ke teater, kafetaria, dan toko cendera mata.

Tentunya, lobby tersebut juga mengarahkan pengunjung pada dek observatorium yang ada pada rumah kaca utama. Pengunjung dapat menikmati pemandangan indah, seolah tengah berada di tengah-tengah hutan hujan tropis lengkap dengan air terjun, miniatur pegunungan, dan temperatur yang sesuai.

Ekorium dibuat dengan kaidah-kaidah bangunan ramah lingkungan. Perencanaan fasilitas ini secara khusus dirancang agar berkelanjutan. Menciptakan fasilitas ramah lingkungan merupakan ide dasar dari proyek pembangunan ekorium ini. Setidaknya, hal-hal sederhana seperti  pengumpulan air hujan untuk sistem pendingin udara dan untuk menyiram tanaman bisa mengurangi konsumsi energi sampai 10 persen dari konsumsi energi normal.

Institut Ekologi Nasional ini memiliki pusat penelitian ekologi, pusat pengalaman ekologi (ecology experience center), pusat spesies yang terancam punah, pusat pendidikan ekologi, dan pusat pengunjung. Semua fasilitas ini dirangkum dalam bangunan seluas 998 meter persegi dengan ekorium berukuran 33.090 meter persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com