Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selewengkan Dana "Bailout", Izin Praktek Bankir Ini Dicabut!

Kompas.com - 28/08/2013, 20:03 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Praktek penyelewengan dana talangan (bailout) Negara untuk menyelamatkan sektor perbankan saat krisis keuangan tak hanya terjadi di Indonesia. Di Amerika Serikat, praktek serupa juga terjadi.

Adalah Darryl Layne Woods, mantan CEO Bank Missouri, yang telah menggunakan dana bailout saat krisis keuangan terjadi pada 2009 untuk membeli sebuah kondominium mewah tepi pantai di Florida.

Darryl, bankir berusia 48 tahun, pada bulan November 2008, merupakan Kepala Mainstreet Bank dan bank induk perusahaan Calvert Financial Corporation, yang menerima kucuran dana Troubled Asset Relief Program (TARP) dari pemerintah.

Pada bulan Januari 2009, banknya menerima 1,037 dollar AS (Rp 11,2 miliar). Sayangnya, sejumlah dana talangan tersebut tidak digunakan sepenuhnya untuk proses penyehatan bank melainkan ia gerus sepertiga bagian.

Darryl mengutip dana TARP senilai 381.487 dollar AS (Rp 4,1 miliar) untuk membeli kondominium mewah di Fort Myers. Transaksi pembelian ini dilakukan pada 2 Februari 2009. Atas aksinya ini, ia kemudian dituntut Jaksa Distrik Missouri, Tammy Dickinson, telah melakukan kejahatan perbankan.

"Pada saat banyak orang Amerika lainnya kehilangan rumah, Darryl justru menyedot dana publik untuk membeli sebuah kondominium mewah. Dana federal ini dimaksudkan untuk membantu menstabilkan perekonomian selama krisis fiskal. Sebaliknya, pemimpin bisnis ini dan eksekutif bank lainnya justru mengambil keuntungan dari situasi buruk dan kemudian berbohong kepada penyelidik federal dalam upaya untuk menyembunyikan rencananya," papar Tammy.

Darryl mengaku bersalah kepada penyelidik federal karena telah menyalahgunakan uang TARP.
Atas praktek curangnya ini, ia tidak lagi diizinkan untuk bekerja di industri perbankan. Dia juga menghadapi hukuman satu tahun di penjara federal tanpa pembebasan bersyarat dan denda sampai 100.000 dollar AS (Rp 1,086 miliar) ditambah restitusi.

Kasus tersebut, kini sedang diperiksa oleh Asisten Jaksa Jim Lynn. FBI dan Inspektur Jenderal Khusus untuk Troubled Asset Relief Program (SIGTARP) dan Federal Reserve Board (Kantor Inspektur Jenderal) bekerjasama menyelidiki Darryl.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau