Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hunian Berjalan" Ini Cocok untuk Para Pengembara....

Kompas.com - 24/08/2013, 18:57 WIB
Tabita Diela

Penulis

www.designboom.com Butitta merancang hunian sementara untuk perjalanan luar kota melintasi perbatasan antardaerah dan mengklaimnya sebagai kendaraan piknik yang luar biasa.
www.designboom.com Tidak hanya dapat digunakan, bus tersebut bahkan memenangkan penghargaan pilihan kritikus di kampusnya. Proyek ini pun memiliki blog sendiri dengan tajuk
www.designboom.com Butitta dan teman-temannya harus rela berbagi ruang pribadi di dalam bus seluas 20,9 meter persegi ini. Meski begitu, area sekecil ini tidak mengintimidasi mereka.
www.designboom.com Dari foto-foto dan video yang dirilis oleh sang arsitek, tampak bahwa bus tersebut penuh dengan kayu berwarna muda yang cerah. Jendela-jendelanya ditutup dengan semacam tirai tembus cahaya berwarna putih.
KOMPAS.com - Bus sekolah bisa menjadi salah satu karya arsitektur yang unik. Setidaknya, di tangan Hank Butitta. Arsitek 27 tahun yang baru saja merampungkan studinya di Sekolah Arsitektur Universitas Minnesota Mei lalu, menciptakan "hunian berjalan".

Karya ini untuk memenuhi persyaratan kelulusannya. Butitta merancang hunian sementara untuk perjalanan luar kota melintasi perbatasan antardaerah dan mengklaimnya sebagai kendaraan piknik yang luar biasa.

Sebenarnya, awal mula Butitta memutuskan mengubah sebuah bus sekolah menjadi hunian sementara bukan hal yang disengaja. Ia menceritakan latar belakang alasannya. "Satu minggu sebelum saya memulai semester akhir, saya tidak punya ide untuk tesis master dan secara impulsif saya membeli sebuah bus sekolah, saya harap bisa membuat sesuatu dari sana," ujar Butitta seperti dikutip NY Daily News.
 
Secara pribadi, Butitta ingin menciptakan sesuatu yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya bersifat konseptual dan membosankan. Beruntung, hasil tindakan spontannya tersebut membuahkan hasil. 
 
Proyek bus tersebut memakan waktu 15 minggu. Tidak hanya dapat digunakan, bus tersebut bahkan memenangkan penghargaan pilihan kritikus di kampusnya. Proyek ini pun memiliki blog sendiri dengan tajuk "Hank Bought a Bus" (terjemahan bebas; Hank Membeli Sebuah Bus).
 
Sejauh ini, Butitta dan busnya sudah beberapa kali melakukan perjalanan ke Taman Nasional dan rumah-rumah temannya di Seattle, Portland, dan San Francisco. Pemberhentian Butitta selanjutnya adalah Denver dan Kansas City. Terkadang, ia mengajak teman-temannya ikut serta dalam bus unik ini.  Setidaknya, sampai kembali sampai di Minneapolis.
 
Butitta dan teman-temannya harus rela berbagi ruang pribadi di dalam bus seluas 20,9 meter persegi ini. Meski begitu, area sekecil ini tidak mengintimidasi mereka.
 
Bagaimana dengan perizinan "hunian berjalan" ini?  Butitta mengatakan, bahwa aturan bangunan tidak berlaku bagi bangunan di bawah 600 kaki persegi (55,7 meter persegi).

"Namun butuh semua perizinan untuk septic tank dan sambungan listrik, meski jika Anda tidak tertarik memiliki semua hal tersebut. Kami dengar, jika kami berada di atas roda, bisa bebas melakukan apa yang kami inginkan," ujar Butitta.

 
Dari foto-foto dan video yang dirilis oleh sang arsitek, tampak bahwa bus tersebut penuh dengan kayu berwarna muda yang cerah. Jendela-jendelanya ditutup dengan semacam tirai tembus cahaya berwarna putih. Tak hanya di samping, di bagian atap bus ini juga terdapat jendela.

Butitta dan teman-temannya dapat melihat ke luar lewat jendela atap tersebut. Di dalam bus ini juga terdapat beberapa tempat tidur, sebuah dapur, dan tentunya kemudi yang berfungsi penuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com