Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampus Swadaya, Serba Terbuka....

Kompas.com - 30/07/2013, 10:10 WIB
Tabita Diela

Penulis

www.designboom.com Perguruan tinggi tersebut mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Inggris bagi penduduk setempat.
www.designboom.com Di balik kesederhanaan desain bangunannya terdapat pemanfaatan teknologi tradisional dan kearifan lokal.
www.designboom.com Konsep dasar bangunan perguruan tinggi ini mengambil bentuk persegi panjang, kemudian
www.designboom.com Konstruksinya menggunakan struktur rangka baja yang menopang beton cor dan diisi dengan komposit jerami dan tanah liat.
KOMPAS.com — Beberapa tahun lalu, organisasi swadaya masyarakat (Non-Government Organization) Austria, s2arch, mengerjakan proyek di Montic, sebuah daerah di selatan Johannesburg, Afrika Selatan.

S2arch, yang merupakan kependekan dari "social and sustainable architecture" (arsitektur sosial dan terbarukan), membangun Perguruan Tinggi Keterampilan Itchuba (Ithuba Skills College). Perguruan tinggi tersebut mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Inggris bagi penduduk setempat.

Meski tampak sederhana, segala hal tentang perguruan tinggi ini sangat menarik. Pertama, bangunan sebagai sarana belajar mengajar dibangun dengan melibatkan berbagai tenaga internasional. Kedua, di balik kesederhanaan desain bangunannya terdapat pemanfaatan teknologi tradisional dan kearifan lokal.

Berbagai siswa arsitektur seantero Eropa turut terlibat dalam pembuatannya. Desain diselesaikan oleh mahasiswa fakultas arsitektur Eropa, sedangkan fisik bangunannya dibangun oleh para sukarelawan dengan bantuan dari komunitas lokal dan para siswa.

Para siswa dari kedua belahan dunia sama-sama belajar bahwa membangun masa depan terbarukan (sustainable) dimulai sebelum struktur bangunan dibangun.

Konsep dasar bangunan perguruan tinggi ini mengambil bentuk persegi panjang, kemudian "dibelah" dengan bentuk jajaran genjang dan membentuk dua volume ruangan. Semua bangunan ini menyatu di bawah atap besi bergelombang yang tampak berlipat-lipat dan sedikit "terangkat". Ruang kosong di antara kedua ruangan merupakan koridor terbuka. 

Konstruksinya menggunakan struktur rangka baja yang menopang beton cor dan diisi dengan komposit jerami dan tanah liat. Cara pembuatan dinding jerami ini merupakan sebuah teknik insulasi tradisional Jerman yang menciptakan dinding monolotik dengan sifat termal tinggi. Sementara itu, banyaknya jendela-jendela besar, memberikan banyak ventilasi dan cahaya, sedangkan atap baja menggantung menyediakan naungan yang cukup. Namun, karena atap tersebut terpisah dari struktur bangunan, udara panas dapat keluar melewati ruangan.

Sedikit banyak, keramahan lingkungan yang diusung oleh Ithuba kemungkinan besar dipengaruhi oleh visinya sejak awal. "Ithuba" merupakan istilah dalam Bahasa Zulu yang berarti "kesempatan". Istilah tersebut memiliki asosiasi pada kehidupan sosial dan arsitektur terbarukan (sustainable) yang diusung sejak 2008 di selatan Johannesburg. Ithuba juga dikenal sebagai "kota perguruan tinggi" yang didirikan oleh Christoph Chorherr.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau