www.nydailynews.com Rumah di Adirondack Park ini memiliki sejarah panjang yang jauh dari ketenangan. Properti ini semula merupakan fasilitas penyimpanan misil dari zaman Perang Dingin.
www.nydailynews.com Setelah dipugar dan direnovasi seluruhnya, hunian bernama
www.nydailynews.com Bruce James Franscio dan partner-nya Gregory Gibbons, menjual rumah ini seharga 30 juta dollar AS.
KOMPAS.com - Rumah ini secara administratif masuk wilayah negara bagian New York, Amerika Serikat. Namun, lokasinya di pinggiran, di Adirondack State Park, jauh dari hingar-bingar "Big Apple" yang penuh mobil, bunyi klakson, dan penduduk kota.
Dari sini, siapa pun dapat membayangkan betapa rumah tersebut potensial menjadi tempat peristirahatan. Tapi tunggu dulu, rumah di Adirondack Park tersebut memiliki sejarah panjang yang jauh dari ketenangan. Properti ini semula merupakan fasilitas penyimpanan misil dari zaman Perang Dingin.
Selain anggota militer, sepertinya tidak banyak orang yang rela menghabiskan hari-harinya bersama peluru kendali. Mungkin Anda harus melihat rumah ini dahulu, sebelum memutuskan untuk tidak "berbagi rumah" dengan peluru kendali. Lagipula, Anda tidak benar-benar "berbagi rumah" dengan senjata pemusnah masal tersebut.
Kedua pengembang rumah ini, Bruce James Franscio dan partner-nya Gregory Gibbons, membeli properti tersebut pada 1990. Tentu saja, sebelum merenovasi, mereka telah menyingkirkannya dan menjadikan rumah ini tempat tinggal ideal. Ketika itu, bagian pondasi dan tempat penyimpanan peluru kendali di lantai bawah tanah sudah terendam air selama 30 tahun. Perlu pemugaran dan renovasi besar-besaran untuk mengembalikan rumah ini pada kondisi prima.
Hasil kerja mereka membuahkan hasil. Kini, hunian tersebut memiliki jalur penerbangan dan pendaratan jet pribadi, sebuah
hangar, dan rumah utama berukuran besar. Untuk semua fasilitas tersebut, keduanya sepakat membanderolnya seharga 30 juta dollar AS atau setara dengan Rp 307 miliar.
Dari luar, rumah ini tampak seperti rumah pada umumnya. Segalanya jadi jauh berbeda di dalam rumah. Bruce, yang sempat bekerja sebagai pilot, mengatakan rasanya tak begitu menyenangkan ketika mengajak tamu ke lantai bawah tanah seraya menekan tombol dengan kode tertentu dan memasuki lorong sepanjang 50 kaki tempat misil tersebut berada.
Akan tetapi, segalanya berubah. Bruce melontarkan pemikiran bahwa ada banyak kemungkinan peruntukkan bagi "Silohome" tersebut. Mulai dari tempat tinggal, hingga tempat kebutuhan komunal. Menurutnya, rumah tersebut sangat ideal karena aktivitas dalam dan luar ruang dapat dilakukan dengan bebas di sini.