Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Lebaran, Pengunjung "Trade Center" Melonjak 50 Persen

Kompas.com - 23/07/2013, 14:31 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Dua pekan menjelang Hari Raya Idul Fitri, jumlah kunjungan ke pusat belanja cenderung melesat tajam. Toko yang dikunjungi pun beragam, tak lagi yang menyediakan makanan dan minuman, melainkan pakaian, perlengkapan kosmetika, hingga peralatan rumah tangga untuk menyambut tamu selama Hari Raya.

Namun, tahukah Anda, selain pusat belanja, ruang ritel (retail space) lainnya yang bertambah pengunjungnya dalam momen-momen seperti ini adalah pusat perdagangan atau lazim disebut trade center.

Jakarta memiliki empat trade center besar berskala regional dengan jumlah kios mencapai 3.000 hingga 6.000 unit. Keempat pusat perdagangan tersebut adalah ITC Cempaka Mas dan ITC Mangga Dua yang dikembangkan Sinarmas Land, Thamrin City Trade Mall milik Jakarta Realty, dan Pasar Tanah Abang Blok A-B yang dikelola Priamanaya Group.

Berbeda dibanding pusat belanja, secara desain visual trade center tidaklah menarik. Bahkan cenderung kaku dan minim ornamen dekoratif. Meski demikian, sesuai dengan karakternya sebagai pusat perdagangan di mana mekanisme transaksi secara grosiran, trade center disesaki oleh puluhan hingga ratusan ribu pengunjung.

Menurut Promotion and Public Relation Manager Thamrin City Trade Mall, Lucy Ratna, pengunjung yang datang ke tempatnya "membengkak" hingga 50 persen dari jumlah kunjungan reguler sebanyak 50.000-60.000 orang. Jumlah lebih besar akan terjadi pada sepuluh hari terakhir.

Profil pengunjung, lanjut Lucy, sebagian besar merupakan pedagang eceran yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Mendekati Lebaran, pengunjung asal mancanegara seperti Malaysia, Singapura dan negara-negara Afrika seperti Somalia dan Nigeria semakin intensif melakukan transaksi di Thamrin City Trade Mall.

"Mereka membeli pakaian dan perlengkapan Hari Raya secara grosiran untuk dijual kembali di negara masing-masing. Selain pedagang, profil pengunjung lainnya adalah shopper atau pembelanja yang membeli pakaian secara eceran (ritel)," jelas Lucy kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (23/7/2013).

Sayangnya, meski pusat-pusat perdagangan tersebut ramai pengunjung dengan volume transaksi bisa mencapai ratusan miliar rupiah per hari, seperti yang terjadi di Pasar Tanah Abang Blok A-B, namun pertumbuhannya tidaklah sepesat pusat belanja (mal) dengan sistem leased.

Colliers International Indonesia menyebutkan sejak 2009, tak ada lagi pasok baru trade center yang memasuki pasar ritel Jakarta. Hal ini menyebabkan terjadinya disparitas besar antara pasok trade center dan pusat belanja sewa. Hingga kuartal II 2013 pusat belanja sewa mendominasi dengan jumlah ruang 66 persen lebih banyak ketimbang trade center.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau