JAKARTA, KOMPAS.com - Ada yang unik dari kebiasaan masyarakat Indonesia. Setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat rela menghabiskan banyak uang untuk membenahi,
merenovasi, atau sekedar mengganti tampilan rumah agar terkesan lebih "segar".
Padahal, merenovasi secara "dadakan" hasilnya belum tentu maksimal dan membuang banyak uang. Belum lagi bila ternyata kualitas pengerjaannya buruk dan perlu pengulangan. Jika ditarik "akar masalahnya", umumnya pemilik ingin merenovasi interior rumah lantaran beberapa alasan. Contohnya, kebosanan pada warna dinding, warna dinding sudah pudar, atau adanya rembesan air dari luar.
Sebenarnya, memperoleh "dinding baru" untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut tak perlu harus merenovasi secara dadakan. Pemilik hanya perlu menggantinya dengan papan gipsum.
System Development Representative PT Petrojaya Boral Plasterboad Suwarso mengatakan, biaya yang harus dikeluarkan oleh keluarga-keluarga Indonesia setiap tahun sebenarnya bisa dikurangi dengan penggunaan gipsum. Terutama untuk mengganti penutup dinding dan partisi di dalam rumah. Hari Raya tahun merupakan momentum yang pas memiliki "dinding baru" dari lapisan papan gipsum.
Jika sejak awal pembangunan rumah, pemilik sudah memutuskan untuk menggunakan pelapis dinding dari papan gipsum, waktu dan tenaga bisa dihemat selama proses pembangunan berlangsung. Pasalnya, papan gipsum tidak membutuhkan plamir dan
resting seperti tembok batu bata pada umumnya. Setelah berdiri, pemilik rumah dapat segera melapisi papan gipsum dengan
cat atau
wallpaper.
"
Cat (yang lama) tidak perlu dikerok. Paling tidak, hanya butuh campuran cat yang lebih kental agar dasar warna cat sebelumnya tidak terlihat. Malah, jika dikerok akan merusak tekstur gipsum. Gipsum sendiri tidak perlu diplamir. Langsung pasang, kemudian dicat," ujar Suwarso kepada
Kompas.com, di Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Untuk menyelesaikan masalah kebosanan, pengguna partisi atau dinding berlapis gipsum hanya perlu menyiapkan dan mengaplikasikan cat baru. Sebaiknya, tidak melapisi papan gipsum yang telah dicat dengan wallpaper karena perekat wallpaper akan "mengikat" permukaan cat, bukan permukaan gipsum. Wallpaper akan mudah terkelupas. Sementara, untuk masalah rembes, dapat diselesaikan dengan drywall masonry atau sistem pelapis dinding batu.
"Tak kalah penting, menyiasati akibat musim penghujan. Sering terjadi rembes dan cat jadi rusak. Kami ada solusi, yaitu lapisi dengan drywall masonry," lanjut Suwarso.
Konsepnya sederhana, yaitu menutup dinding rembes dengan gipsum. Berikan jarak antara dinding dan gipsum sekitar 2 sentimeter, agar air rembes tidak mengenai dinding gipsum. Sebelum dinding dipasang, lakukan instalasi atas penyangga papan gipsum. Pemasangan papan gipsum harus dibuat "mengambang" atau tidak menyentuh lantai. Pemberian jarak 1 sentimeter dari permukaan lantai bertujuan agar air menggenang tidak sampai membasahi gipsum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.