Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Perkasa, Kuasai Amerika

Kompas.com - 27/06/2013, 11:02 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


KOMPAS.com -
Investor Asia mencatat sejarah baru. Mereka menguasai properti-properti prestisius di negara yang selama ini digdaya secara ekonomi yakni Amerika Serikat. Investor Asia tersebut tak hanya berasal dari China, melainkan juga Singapura, dan Korea Selatan.

Mereka merupakan generasi baru yang mengganti dominasi Jepang sebagai generasi pertama 1980-an. Kurun waktu itu, Jepang menjadi "penguasa" di Amerika Serikat yang justru saat ini sedang terpuruk.

Tiga macan Asia tersebut, secara kumulatif membenamkan dana dengan nilai fantastis di Negeri Paman Sam selama separuh tahun 2013. Tak tanggung-tanggung, angkanya mencapai 5,2 miliar dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 51,4 triliun.

Mari kita kupas satu per satu. Dimulai dengan Singapura. Menurut Real Capital Analytic, Negara Kota ini telah menginvestasikan sejumlah 1,87 miliar dollar AS (Rp 18,5 triliun). Tumbuh nyaris dua kali lipat ketimbang tahun sebelumnya, kurang dari 1 miliar dollar AS (Rp 9,9 triliun).

Korea Selatan menyusul dengan menebar pundi sebanyak 1,83 miliar dollar AS (Rp 18,1 triliun). Investasi mereka di Amerika Serikat ini merupakan bagian dari upaya "menguasai" secara global sektor properti. Sebagai informasi, Korea Selatan telah menanam lebih dari 5 miliar dollar AS (Rp 49,5 triliun) untuk membiayai dan membangun proyek-proyek properti di seluruh dunia. 

Padahal, tahun lalu, mereka hanya menginvestasikan sebesar 500 juta dollar AS (Rp 4,9 triliun). Ini artinya, dalam periode yang sama, realisasi investasi Korea Selatan tumbuh nyaris enam kali lipat. Aktifitas investasi Korea Selatan meliputi akuisisi Mirae Asset Global Investment. Ini merupakan sebuah gedung perkantoran di Chicago. Mereka membelinya dengan harga 218 juta dollar AS (Rp 2,1 triliun).

Sementara itu, dana China yang tersebar  dalam paruh pertama tahun ini lebih dari 1,5 miliar dollar AS (Rp 14,8 triliun). Lonjakan investasi ini sangat signifikan dibandingkan tahun 2012  yang hanya senilai 300 juta dollar AS (Rp 2,9 triliun).

Menurut laporan Real Capital, para investor China sangat agresif sehingga menjadikan mereka sebagai investor asing kedua terbesar yang pembeli properti (khususnya rumah) di AS.

Aksi China tersebut, termasuk kemitraan antara pengembang Zhang Xin dengan keluarga Safra asal Brasil. Keduanya sepakat membeli lebih dari 700 juta dollar AS (Rp 6,9 triliun) saham General Motors Building di New York.

Direktur Internasional Jones Lang LaSalle, Steve Collins, seperti dikutip Wall Street Journal, mengatakan China baru memulai dengan tebaran kekayaan luar biasa. Ada banyak alasan mengapa investasi mereka tumbuh sangat pesat. Di antaranya adalah besarnya aset dana pensiun Asia yang dikelola dan dimanfaatkan negara untuk diinvestasikan di mancanegara. Selain itu, gerakan liberalisasi investasi tengah meluas, termasuk yang dituangkan dalam regulasi investasi luar negeri.

"Generasi baru investor Asia ini mencari sasaran investasi untuk jangka panjang bukan jangka pendek. Dan Amerika Serikat dipandang sebagai pasar yang stabil dengan aset berkualitas tinggi," ujar Steve Collins.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com