Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Keceriaan Itu Punah di Taman Bermain....

Kompas.com - 23/06/2013, 10:29 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Di balik keseruan taman bermain, ada kejeniusan rancangan, desain, serta kolaborasi cerdas antara hiburan dan ilmu pengetahun yang tersembunyi di setiap permainannya. Namun, ketika taman bermain ditinggalkan karena berbagai alasan, kejeniusan tersebut menjadi "museum" mengerikan.

Gambaran mengerikan itu seperti foto-foto berikut yang dirilis www.dailymail.co.uk dan diambil dari berbagai penjuru dunia. Tak hanya mengerikan, foto-foto ini juga menjadi tanda mata dari tragedi yang pernah terjadi di tempat tersebut.

www.dailymail.co.uk Terakhir, foto-foto yang berasal dari Nara Dreamland, di Nara, Jepang. Sejak beroperasi tahun 1961 akhirnya taman ini ditutup pada 2006. Nara Dreamland merupakan replika Disneyland di California, Amerika Serikat.
Foto-foto pertama datang dari New Orleans. Saat ini, wilayah tersebut telah pulih setelah diterjang Badai Katarina pada 2005. Namun, lokasi taman bermain Six Flags selama beberapa tahun ini tampaknya belum pulih. Coretan-coretan grafiti tampak memenuhi dinding-dinding dan bangunan taman bermain tersebut.

Sebenarnya, pada 2009, Nickelodeon berencana mengubah taman bermain tersebut dan kembali memberikan "nyawa" padanya. Rencananya, dana sebesar 165 juta dolar AS akan dikucurkan untuk membangun taman tersebut dan memberikan pekerjaan bagi 600 orang. Sayangnya, proyek itu gagal direalisasikan.

www.dailymail.co.uk Nara Dreamland, di Nara, Jepang, sejak beroperasi tahun 1961 taman ini ditutup pada 2006. Nara Dreamland merupakan replika Disneyland di California, Amerika Serikat.

Foto-foto kedua datang dari Holy Land USA di Waterbury, Connecticut. Sesuai namanya, taman bermain ini mengangkat tema Injil sebagai tema besar.

Taman bermain yang dibuat pada 1955 tersebut merupakan hasil prakarsa seorang pengacara relijius, John Greco. Pada 1960-an hingga 1970-an, taman bermain ini dipenuhi oleh pengunjung. Setidaknya, setiap tahun taman tersebut mendapat 40.000 kunjungan. Sayangnya, tempat itu ditutup pada 1984.

Rangkaian foto ketiga datang dari Oz di North Carolina. Taman bermain yang dibuat pada 1970 tersebut ditinggalkan hanya 10 tahun sejak pembuatannya.

www.dailymail.co.uk Setelah diterjang Badai Katarina pada 2005, lokasi taman bermain Six Flags selama beberapa tahun ini tampaknya belum pulih. Coretan-coretan, grafiti tampak memenuhi dinding-dinding dan bangunan taman bermain tersebut.

Pada masa kejayaannya, taman ini setiap harinya mampu mendapat kunjungan dari 20.000 orang. Setelah ditinggalkan begitu saja, taman ini menjadi "korban" vandalisme dan pencurian. Baru, pada 1990-an, ada usaha dari komunitas lokal untuk memperbaikinya.

Kemudian, ada juga "Joyland" di Wichita. Tak sesuai namanya, taman bermain yang pernah begitu populer di Kansas ini kini lengang dan hening. Taman ini ditutup penuh pada 2004, ketika pemiliknya bangkrut dan permainan di dalamnya mulai usang.

Terakhir, foto-foto yang berasal dari Nara Dreamland, di Nara, Jepang. Sejak beroperasi tahun 1961 akhirnya taman ini ditutup pada 2006. Nara Dreamland merupakan replika Disneyland di California, Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Hunian
Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Hunian
Lampaui Target, 'Marketing Sales' Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Lampaui Target, "Marketing Sales" Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Berita
Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau